IRID Kemendes PDTT Resmi Meluncur, Ketua Apdesi Fokus pada Krisis Air Bersih Karawang

Ketua Apdesi Karawang Margono
Ketua Apdesi Karawang Margono

Filesatu.co.id, KARAWANG | SABTU, 28 Juni 2025, menjadi hari penting bagi Desa Mulyasari, Karawang, saat Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDTT) resmi meluncurkan Indeks Risiko Iklim Desa (IRID) di Situ Cipule. Peluncuran IRID ini menegaskan komitmen pemerintah untuk membangun fondasi desa berketahanan iklim dari akar rumput.

Acara peluncuran IRID menarik perhatian Menteri Desa H. Yandri Susanto, Anggota Komisi V DPR RI Verrell Bramasta, dan Wakil Bupati Karawang Maslani. Kehadiran para pejabat daerah dan perangkat desa setempat menunjukkan sinergi lintas sektor yang kuat dalam mendukung program strategis ini.

Bacaan Lainnya

Dalam sebuah wawancara khusus, Ketua Apdesi Karawang sekaligus Kepala Desa Mulyasari, Margono, menguraikan bahwa peluncuran IRID sejalan dengan Asta Cita ke-6 Presiden Prabowo Subianto, yang memfokuskan pembangunan dari desa untuk Indonesia. “Alhamdulillah, acara berjalan lancar. Kami melakukan persiapan selama tiga hari untuk kunjungan Bapak Menteri dan Komisi X DPR RI,” ungkap Margono.

Namun, ada sedikit ganjalan. Agenda awal yang mencakup sesi dialog antara Menteri dan para kepala desa untuk membahas aspirasi akhirnya batal. Menteri harus segera bertolak ke bandara karena mendesaknya keperluan. Situasi ini menimbulkan kekecewaan di kalangan kepala desa yang telah menyiapkan sejumlah usulan penting.

Ketika ditanya mengenai aspirasi utama, Margono, sebagai perwakilan kepala desa, memaparkan beberapa poin krusial terkait potensi dan tantangan di Kabupaten Karawang. “Karawang memiliki potensi luar biasa, khususnya di sektor wisata, pertanian, dan industri. Karawang kita kenal sebagai lumbung padi dan industri,” jelas Margono.

Ironisnya, potensi besar ini menghadapi dampak signifikan dari perubahan iklim. “Dengan iklim sekarang, kita sering mengalami musibah seperti angin puting beliung, badai, dan banjir,” lanjutnya.

Salah satu aspirasi paling mendesak adalah penyediaan air bersih, terutama di musim kemarau. “Kami sangat berharap ada sumur bor, seperti satelit, untuk memenuhi kebutuhan air warga masyarakat saat kemarau,” kata Margono. Ia menyoroti bahwa isu air bersih kerap menjadi janji kampanye para calon legislatif atau kepala daerah, namun solusi jangka panjang masih sangat dibutuhkan.

Sebagai Ketua Apdesi Karawang, Margono berharap besar bahwa melalui kunjungan Menteri dan aspirasi lisan yang telah ia sampaikan, Kementerian dan anggota DPR RI dapat membantu merealisasikan pembangunan sumur bor untuk air bersih di wilayah Kecamatan Ciampel dan umumnya di Kabupaten Karawang.

Meskipun sesi dialog resmi ditiadakan, Kepala Desa Mulyasari menegaskan bahwa ia telah menyampaikan secara lisan aspirasi vital ini, khususnya untuk Desa Mulyasari dan Kecamatan Ciampel. “Tadinya, jika ada sesi dialog, saya akan langsung mewakili teman-teman kepala desa se-Kabupaten Karawang,” pungkasnya, menggarisbawahi pentingnya suara desa.

Peluncuran IRID ini, meskipun dengan penyesuaian agenda, tetap menjadi momentum penting bagi Kemendes PDTT untuk menegaskan komitmennya dalam memperkuat ketahanan desa terhadap perubahan iklim dan mendorong kemandirian dari bawah.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *