Filesatu.co.id, KARAWANG | KINTAN Juniasari karyawati PT Chang Shin Indonesia (PT CSI) meninggal, pasca menjalani operasi jari tangannya dioperasi di RS Fikri Medika Karawang, sehingga menjadi sorotan publik.
Meninggalnya Wanita yang berprofesi sebagai Karyawati di PT CSI diduga karena malpraktik yang dilakukan RS Fikri Medika mengingat dalam pandangan masyarakat pada umumnya, khususnya keluarga korban sulit mengerti operasi jari dapat mengakibatkan kematian.
Menyingkapi hal tersebut Ketua Peradi Karawang Asep Agustian angkat bicara, menurutnya apapun bentuk dan ceritanya pihak RS Fikri harus bertanggung jawab baik secara perdata dan pidana.
Dikatakannya, ada dugaan perbuatan malpraktik karena gegara urusan (operasi) tiga jari bisa mengakibatkan orang mati.
“RS Fikri harus memberikan kejelasan baik ke media maupun ke publik, tapi sampai sekarang malah bungkam terus. Sementara publik sudah mulai gerah, kalau RS Fikrit terus-terusan bungkam akan rugi sendiri,” tegas Asep Agustian, Jum’at 02 Mei 2025.
Pria yang dekat dengan kalangan media ini mengapresiasi LBH Cakra sebagai kuasa hukum yang sudah mendampingi keluarga korban untuk mendapatkan keadilan dan pertanggungjawaban dari RS Fikri.
Disisi lain, pria yang akrab disapa Askun ini mengkritik keras sikap Dinkes Karawang yang terkesan berat sebelah ke RS Fikri, padahal posisi Dinkes mestinya ada di tengah-tengah, tidak ada di pihak RS atau ada di pihak korban.
“Ada apa dengan semua ini, Dinkes Karawang terkesan keberpihakan ke RS Fikri,” tandasnya.
Jika RS Fikri masih bersikukuh tidak merasa bersalah, Askun meminta kepada aparat penegak hukum untuk memeriksa kasus tragedi tersebut sampai tuntas.
“Periksa dengan tuntas, jangan dilambat-lambatkan, biar jadi terang benderang biar masyarakat Karawang yang terdekat dengan RS itu menjadi tahu, owh ternyata RS Fikri itu begini, oh ternyata RS Fikri itu begitu,” tegasnya.
Askun mengingatkan, jika benar nanti terbukti ada kelalaian yang dilakukan, maka RS Fikri terancam bisa ditutup izin operasionalnya.
“Sanksi yang terkuat itu adalah ditutup,” tutup Askun.
Sementara itu RS Fikri Medika sulit dihubungi untuk meminta keterangan dan tanggapan. ***