Filesatu.co.id, Banyuwangi – Berharap masyarakat bebas dari makanan dan obat-obatan berbahaya (illegal) yang kian marak beredar di pasaran. Program pemerintah melalui senergi kemitraan antara Legislatif DPR- RI komisi IX dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM ) Surabaya melakukan sosialisasi pemberdayaan masyarakat melalui Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) obat dan makanan.
Kegiatan program pemerintah yang disajikan Anggota DPR RI komisi IX Anas Thahir dan Yuli Ekowati S.Si Apt, MPPM, dari BPOM Surabaya mendapat sambutan antusias oleh para tokoh pemuka kecamatan Muncar mulai dari komunitas guru, nelayan,UKM dan para ibu kelompok jama’ah, dengan tetap penerapan Prokes Covid-19 bertempat di halaman Yayasan Pendidikan SDI Darul Mutakin desa Kedungrejo, kecamatan Muncar. Sabtu (3/4/2021).
Baca Lainnya :
Semua Guru di SMK MU Muncar Telah di Vaksin
Balai Layanan KB Kecamatan Naringgul Laksanakan Pemasangan Implan Gratis
Dalam Sambutan Anas Thahir menyampaikan, tidak semua masyarakat memahami tentang apa yang tidak dilakukan dan apa yang boleh dilakukan dalam kontek mengkonsumsi makanan dan obat-obatan.
“Masih banyak makanan dan obat-obatan tradisional yang bahaya (Ilega)l,” katanya Anas di hadapan undangan yang hadir.
Menurutnya, menjadi ancaman tersendiri bagi masyarakat yang tidak mengetahui bahayanya makanan dan obat-obatan jika yang dikonsumsinya tidak tepat.
“Jadi ini adalah program pemerintah tugas kami terus mengingatkan dan mensosialisasikan pada masyarakat akan bahayanya makanan dan obat-obatan yang Ilegal apalagi dikonsumsinya,” tambahmya.
Dilain sisi Anas menceritakan , Selain mengandeng BPOM, ditempat berbeda juga pernah mengajak dari lembaga Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia ( BP2 MI ) , untuk gencar mensosialisasikan memberikan pemahaman di bidang pelayanan pemerintah pada Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang masih ada hambatan , kesulitan dan persoalan yang dihadapi belum sepenuhnya memahami.
“Dengan diadakan pertemuan dan disosialisasikan tentang hak PMI minimal mereka bisa berdiskusi interaktif sehingga mereka tahu apa yang dilakukan saat menjadi PMI baik sebelum dan sesudah di negara tempatan, agar tahu kemudahan yang mereka dapatkan,” Pungkas Anas Thahir.
Dikesempatan yang sana, selaku perwakilan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya Yuli Ekowati S.Si Apt, MPPM, memberikan materi dan pemahaman pada masyarakat pentingnya mengkonsumsi obat dan makanan tradisional yang aman dan benar.
“Secara kebetulan kami ( BPOM) punya kerjasama dengan komisi IX dan beberapa Dinas kesehatan untuk berperan mengedukasikan memberikan pemahaman pada masyarakat.
” Selain itu, intervensi terus dilakukan ke berbagai komoditi yang di awasi oleh BPOM kita sentuh dan diberi edukasi agar lebih memahami lagi dalam penggunaan obat-obatan tradisional dan makanan secara benar,” pungkas Yuli.
Pewarta : Arma
Editor : Eno