Keprihatinan Tokoh Wanita NU Hj.Af’idah Terhadap Arah Dukungan Muslimat di Pilkada 2024

Tokoh Fatayat dan Muslimat NU Kabupaten Blitar, Hj. Af’idah
Tokoh Fatayat dan Muslimat NU Kabupaten Blitar, Hj. Af’idah

Filesatu.co.id, BLITAR | SECARA pribadi, setiap anggota Muslimat NU Kabupaten Blitar bebas menggunakan hak pilihnya maupun melakukan kampanye pada Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Blitar 2024. Namun, tidak boleh membawa lembaga dalam keberpihakan kepada salah satu pasangan calon kepala daerah.

Hal tersebut disampaikan oleh salah satu tokoh Fatayat dan Muslimat NU Kabupaten Blitar, Hj. Af’idah (80 tahun-red) bahwa, sikap netralitas dalam politik praktis seharusnya tidak lagi menjadi persoalan bagi badan otonom perempuan Nahdlatul Ulama Kabupaten Blitar. Senin (18/11/2024).

Bacaan Lainnya

Selain komitmen netralitas Muslimat NU dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Blitar 2024, ada yang menarik pada saat berbincang-bincang dengan tokoh Muslimat NU Kabupaten Blitar Hj. Af’idah, yang telah berkhidmat di Nahdlatul Ulama Blitar selama 60 tahun, melintasi dua orde dan satu masa reformasi.

Keputusan ini telah dimusyawarahkan pada pilkada sebelumnya, di mana sembilan orang tokoh Muslimat NU Kabupaten Blitar, atau dikenal sebagai Tim 9, menyatakan kesepakatannya bahwa Muslimat NU Kabupaten Blitar bersikap netral.

“Namun, bagaimana implementasinya, termasuk adanya aksi dukung-mendukung, Hj. Af’idah mengungkapkan bahwa urusan tersebut merupakan tanggung jawab personal pengurus di tingkat atas,” ungkap Hj. Af’idah tokoh Fatayat Muslimat sepuh yang hampir 60 tahun mengabdikan hidupnya dalam organisasi Fatayat dan Muslimat NU

Memang hasil musyawarah Muslimat di Grand Mansion, Bu Luki mengatakan bebas, dan kalau mau menjadi tim sukses dan berkampanye silakan, tapi tanggalkan baju Muslimat. Waktu kita bermusyawarah di Graha NU juga begitu, di pengajian-pengajian juga begitu, sebelumnya dikatakan bebas.

“Tapi kita tidak tahu, ada angin apa yang berhembus sampai terjadi perubahan. Ya, anggap saja semua itu dinamika. Kalau yang di bawah, sampai tingkat ranting, semuanya pandai-pandai dan mereka punya sikap sendiri. Usia saya 80 tahun, anak-anak saya tidak memperbolehkan saya terlibat kampanye,” ujar Hj. Af’idah.

Saya sudah lama berjuang di Muslimat hingga bisa mendirikan PAC Wates dan PAC Wonotirto, merintis santunan yatim di Sutojayan 4 hingga 5 juta setiap anak dalam setiap santunan, dan juga santunan di Wonotirto dan di Ngeni. Bagi saya, itu adalah surga, karena dunia saya bukan politik, tapi sosial,” terang Hj. Af’idah.

Penegasan tokoh sepuh Muslimat NU ini merupakan salah satu wujud keprihatinan, karena adanya praktik politik praktis yang membawa nama lembaga Muslimat NU Kabupaten Blitar.

Dimana secara terang-terangan, Ketua Muslimat NU Kabupaten Blitar, Hj. Nyai Masluchi Saifulloh menyatakan dukungannya kepada pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Blitar nomor 1, Rijanto-Beky Hardiansyah (Rizky) pada Pilkada 2024.

“Bahkan Nyai Masluchi mengaku sudah mensosialisasikan dukungan ini sampai ke tingkat akar rumput di bawah, hal ini disampaikan ketika menghadiri Konsolidasi PCNU Kabupaten Blitar di Pondok Pesantren Al Falah, Desa Jeblog, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar pada 31 Oktober 2024 lalu,” pungkas Hj. Af’idah.***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *