Gunung Srawet, Wana Wisata Yang Terabaikan

FILESATU.CO.ID, BANYUWANGI | Banyuwangi dikenal dengan puluhan destinasi wisata yang memang exotic, namun dibalik gaung wisata Banyuwangi, ada juga beberapa tempat yang dulunya menjadi icon wisata Banyuwangi kini ditinggalkan pengunjungnya.

Bacaan Lainnya

Salah satu contoh destinasi wisata yang kini meredup, bahkan bisa dikatakan ditinggalkan oleh penggemarnya adalah Wana wisata Gunung Srawet, yang berlokasi di kawasan Pedotan, desa Kebondalem kecamatan Bangorejo. Rabu (03/10/2021).

Menurut keterangan Kartiyo, salah satu warga lereng srawet yang menjadi saksi kejayaan Gunung Srawet di masanya, Gunung Srawet merupakan salah satu tujuan wisata pilihan bagi masyarakat Banyuwangi selatan. “Dulu tanaman rimba di Gunung Srawet ini sangat rimbun, jadi masih sangat banyak ditemui binatang binatang hutan seperti rusa, babi hutan, sert kera. Hal inilah yang dulu menjadi daya tarik tersendiri bagi msyarakat untuk mengunjungi Gunung Srawet,” ucapnya.

“Ada juga Goa Kelelawar yang menjadi tujuan wisata juga wisata religi bagi orang orang yang senang melakukan ritual. Gunung Srawet dipercaya menjadi tempat persemayaman ribuan pusaka peninggalan leluhur,” tambah Kartiyo.

Konon ada juga desas desus yang mengatakan bahwa tanah Gunung Srawet juga mengandung biji emas, namun hal ini masih perlu penelitian lebih lanjut.

Terkait merosotnya pengunjung wisata Gunung Srawet, Kartiyo mengatakan “Pohonya banyak yang ditebang, sehingga binatang binatang yang ada di dalamnya yang semula menjadi daya tarik pengunjung berlahan lahan punah. Seiring dengan punahnya hewan hewan penghuni Gunung Srawet inilah pengunjung mulai berkurang, bahkan saat ini bisa dikatakan tidak ada pengunjung sama sekali,” paparnya.

“Kalau harapan saya agar pemerintah turun tangan untuk kembali membuat Gunung Srawet kembali asri seperti dulu, kalau sudah asri, saya yakin akan ada lagi hewan hewan yang datang, karena mereka merasa nyaman,” pungkasnya.

Jika dilihat dari letaknya yang strategis, Gunung Srawet mempunyai potensi untuk dikembangkan kembali menjadi tempat wisata, namun untuk hal itu diperlukan sentuhan tangan tangan dingin dari para pihak terkait dan orang orang yang benar benar peduli lingkungan. (Yoyok/F1).

Tinggalkan Balasan