Memiliki 26 TPS3R, Pemkab Banyuwangi Dorong Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Caption : Salah satu TPS3R yang berada di Desa Sumberberas Kecamatan Muncar, Minggu (13/10/2024)(Filesatu.co.id/Kuryanto).

Filesatu.co.id, Banyuwangi | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi mendorong penanganan sampah yang berwawasan lingkungan dengan memfasilitasi berdirinya TPS 3R (Tempat Pengelolaan Sampah dengan konsep Reduce, Reuse, Recycle).

Bacaan Lainnya

Saat ini Banyuwangi sudah memiliki 26 TPS 3R yang tersebar di berbagai kecamatan. Salah satunya di Muncar, yang meraih TPS 3R Terbaik Nasional.

Banyuwangi juga memiliki sejumlah program persampahan, mulai dari bank sampah, pembangunan TPS 3R hingga berbagai inovasi penanganan sampah yang melibatkan pihak swasta maupun masyarakat.

Pemkab sendiri telah menjadikan penanganan sampah sebagai prioritas program pembangunan sehingga penanganannya cukup komprehensif, dari hulu sampai ke hilir.

“Kami membuat regulasi persampahan, mulai peraturan daerah, peraturan bupati, hingga Surat Edaran tentang pengelolaan dan pengurangan penggunaan plastik. Kami juga menetapkan pengelolaan persampahan sebagai salah satu indikator penilaian dalam rapor desa, yang akan menentukan alokasi anggaran tiap desa,” terang Plt Bupati Banyuwangi, Sugirah, pada Minggu (13/10/2024).

Selain itu, pemkab juga terus mengkampanyekan perubahan perilaku kepada masyarakat dan membentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Persampahan.

“Kami juga aktif berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk menangani sampah termasuk didukung aktif warga pegiat persampahan. Banyuwangi juga mendapat dukungan dari pemerintah Norwegia dalam pembangunan TPS 3R Tembokrejo dan di Balak,” lanjutnya.

Saat ini, di Banyuwangi telah dibangun dan dioperasikan 26 TPS 3R di sejumlah kecamatan, lanjut Sugirah, di antaranya TPS3R Balak, yangmemiliki kapasitas pengolahan mencapai 84 ton per hari dengan sasaran 55.491 rumah tangga.

Sementara, TPS3R Kecamatn Muncar setiap bulannya mampu mengelola rata-rata 12-25 ton sampah per hari dengan menyisakan residu ke TPA hanya 2 ton per hari.

Selain itu, Banyuwangi juga bekerjasama dengan NGO Sungai Watch yang berfokus pada penanganan sampah di sungai dan laut dengan memasang jaring penghalang.

“Kami juga didukung pemerintah Norwegia, yang segera membangun pabrik pengolahan sampah plastik low value,” ungkap Sugirah.

Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi, Dwi Handayani, mengatakan TPS 3R adalah solusi pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

“Kami terus berupaya mengurangi sampah dengan prinsip 3R melalui pembangunan TPS3R,” tegas Yani, panggilan akrab Dwi Handayani.

Pemkab telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk NGO dan perusahaan swasta. Salah satu inisiatifnya adalah Project STOP, yang mendukung pembangunan dua TPS 3R di Kecamatan Muncar.

Di antaranya, TPS 3R Bio Mandiri Lestari di Desa Tembokrejo dan TPS3R Sidoayu di Desa Sumberberas. Tak hanya itu, project ini turut membantu penyediaan sarana dan prasarana persampahan pada desa-desa di Kecamatan Muncar.

TPS 3R Bio Mandiri Lestari di Desa Tembokrejo memiliki kapasitas 20 ton per hari dan melayani empat desa. Bahkan berhasil mengekspor sampah plastik ke Austria, Kanada, dan Malaysia. TPS 3R ini bahkan menjadi terbaik nasional oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Tak hanya mengurangi sampah, program ini juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat,” paparnya.

Leih lanjut Yani menjelaskan bahwa di TPS 3R Sidoayu, Desa Sumberberas berkapasitas 25 ton per hari dan melayani enam desa. Pemkab juga menyediakan sarana dan prasarana seperti kendaraan pengangkut sampah dan tempat sampah.

Untuk mendukung operasional di wilayah selatan, pemkab tengah mempersiapkan pembangunan TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu) di Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo, dengan kapasitas 167 ton per hari. TPST ini direncanakan akan melayani delapan kecamatan.

“Sedang di wilayah Utara, pembangunan TPST dan TPA Wongsorejo akan dilakukan dengan kapasitas 500 ton per hari di lahan seluas 15 hektare. Sistem RDF (Refuse Derived Fuel) akan digunakan untuk mengurangi residu sampah di TPA ini,” tutup Yani. (Kur).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *