Filesatu.co.id, Jember | Dugaan tindak kekerasan dan dugaan pelecehan seksual yang menjadi korban DRA (25) mahasiswi PG PAUD Universitas Argopuro (unipar) jember, asal kecamatan wuluhan jember, dilakukan SMD (50) selaku ketua Pokja wilayah Wuluhan, Rambipuji di PG PAUD Unipar merupakan salah seorang kepala sekolah di kecamatan balung jember. Dilaporkan ke polres Jember. Rabu (12/4/2023) siang.
Korban dugaan kekerasan dan pelecehan seksual sambil memegang perut yang habis operasi DRA pada beberapa media menyatakan, bahwa dirinya habis menjalani operasi kelahiran anaknya, saat mengambil ijasah dikampus Unipar, kendati perut masih sakit ditambah perlakuan SMD terhadap dirinya.
“Tadi pak SMD marah marah kekami ketika kami tanya masalahnya dimana pak? Ijasah sudah selesai kok dibilang belum selesai, padahal ijasah ini sangat penting untuk mengurus NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan), tiba tiba saya didorong hingga terjungkal sambil memegang bagian dada saya.” Katanya
DRA pun tidak Terima dengan perbuatan yang dilakukan oleh SMD, sehingga dirinya melaporkan apa yang dialaminya ke Mapolres Jember. “Tadi saat didalam kantor, pak SMD sempat menantang kami untuk lapor ke polisi, setelah saya iyakan. Diluar orangnya minta maaf, tapi saya tetap tidak Terima dengan apa yang sudah dilakukan terhadap saya. Karena ini bentuk pelecehan.” Keluhnya
DRA menambahkan, saat korban bersama 9 orang teman guru yang juga mahasiswi PG PAUD Universitas Argopuro (unipar) Jember. Hendak mengambil ijasah miliknya namun saat beberapa korban bersama temanya menunggu penerimaan ijasah, SMD tiba tiba datang dan marah marah dengan mendorong dan memegang bagian didada DRA hingga terjatuh kebelakang.
“Kami melaporkan kejadian ini ke SPKT Polres Jember dengan bukti laporan LPM/301/IV/2023/SPKT tanggal 12 bulan April tahun 2023. Karena melakukan tindakan kekerasan dan pelecehan terhadap kami., kejadiannya di kampus Unipar saat kami hendak mengambil ijasah.” Ujarnya
HM yang juga teman DRA kepada beberapa wartawan mengatakan aksi kekerasan dan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh SMD.
HM menambahkan Diduga pemicunya karena dirinya bersama teman-teman yang lain, termasuk DRA kampus Unipar. Dimana saat mahasiswa yang rata rata merupakan guru sekolah PAUD ini datang kekampus untuk menanyakan perihal ijasanya yang sudah menjalani wisuda beberapa bulan yang lalu, Namun hingga saat ini belum diterima.
“DI PG PAUD, ada ratusan mahasiswa yang kuliah dan dibagi beberapa pokja, dan pak SMD merupakan Pokja wilayah Wuluhan, Rambipuji termasuk kami semua berada diPokja pak SMD,” Ujar HM.
Sementara menurut HM, mahasiswa dibeberapa Pokja yang satu angkatan saat wisuda, sudah menerima ijasahnya semua. Sedangkan di Pokja yang dikoordinir oleh pak SMD ijasah belum kami Terima sudah lebih dari satu bulan. “Saat kami tanyakan ke pak SMD selalu di jawab, ijasah belum jadi, padahal di Pokja yang lainnya sudah jadi semua. Sehingga kami rombongan mendatangi kampus Unipar untuk menanyakan ijasah kami. Dan ternyata ijasah sudah selesai satu minggu setelah wisuda. Sedangkan pak SMD selalu bilang ijasah belum jadi, mungkin karena saya konfirmasi kekampus ini pak SMD marah dan mendorong teman teman kami, ironisnya saat mendorong juga memegang bagian vital dada teman kami.” Ujar HM.
HM menduga, SMD khwatir bobroknya terbongkar saat dirinya datang kekampus untuk menanyakan ijasah. “Saya gak tau. Di Pokja kami ada 75 mahasiswa, semua tidak berani untuk bertanya, dan hanya kami ber sembilan yang nekat bertanya. Dan nyatanya ijasah kami sudah selesai dan bisa kami ambil.” Pungkasnya (Togas).