Filesatu.co.id, Sidoarjo| Sidoarjo sedang dilanda kekeringan. Debit air Kali Pelayaran, salah satu sumber air utama, mengalami penurunan yang signifikan.
Penyebab menurunnya debit air di saluran Pelayaran adalah karena menurunnya debit air di Sungai Brantas. Hal itu karena kemarau panjang dan dampak dari fenomena elnino.
Kondisi ini tentu saja menjadi perhatian serius bagi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Delta Tirta Sidoarjo yang bertanggung jawab atas penyediaan air bersih bagi masyarakat.
Menyikapi situasi tersebut, Perumda Delta Tirta Sidoarjo tidak tinggal diam. Tim dari perusahaan yang dipimpun oleh Direktur Utama Dwi Hary Soeryadi langsung melakukan penelusuran dari hulu hingga hilir Sungai Pelayaran pada Minggu, (8/9 2024).
Di hulu Kali Pelayaran tepatnya di Desa Bakalan, Kecamatan Balongbendo terlihat debit air cukup tinggi.
Namun ketika sampai di Desa Tawangsari, Kecamatan Taman debit air mengecil. Bahkan sungai tampak kering.
Hasil penelusuran itu cukup mengkhawatirkan. Tim menemukan banyak sekali sampah yang menyumbat aliran air.
Trashrack di perbatasan Tawangsari dan Krembangan yang seharusnya berfungsi sebagai penahan sampah justru menjadi tempat berkumpulnya sampah karena tidak dibersihkan secara rutin.
Selain sampah, endapan lumpur yang tebal juga menjadi penghalang bagi aliran air. Kondisi ini diperparah dengan kerusakan pada dinding plengsengan kali yang menyebabkan kebocoran air.
Ditambah lagi, di PL4 dan PL5 terdapat endapan sedimen lumpur yang sangat parah. Hal itu membuat situasi cukup sulit. Sebab walaupun ditambah aliran, air malah akan meluap dan berdampak pada warga sekitar.
“Situasi ini sangat memprihatinkan. Banyak faktor yang menyebabkan penurunan debit air Kali Pelayaran. Untuk itu, kami perlu mengambil tindakan segera,” ujar Direktur Utama Perumda Delta Tirta Sidoarjo Dwi Hary Soeryadi.
Sebagai langkah awal, Perumda Delta Tirta Sidoarjo menggelar rapat koordinasi dengan berbagai pihak terkait. Rapat tersebut dilaksanakan pada Senin, (9/9/2024) di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tawangsari. Dihadiri oleh Dinas PU SDA Jatim, Dinas PU BMSDA Sidoarjo, BBWS Brantas, PJT 1, HTB, dan TTS.
Dalam rapat tersebut, akan dibahas langkah-langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini.
Hasilnya, ada beberapa hal yang akan dilakukan untuk meningkatkan debit air ke pelanggan.
Dinas PU SDA Jawa Timur akan melakukan pembersihan sampah pada 18 September. Selain itu, dilakukan penanganan darurat untuk perbaikan bangunan plengsengan di PL3 dan PL4.
BBWS dan Dinas PUBMSDA Sidoarjo akan melaksanakan normalisasi dan pemeliharaan saluran pelayanan pada 2025 guna menjaga aliran air tetap lancar.
PJT 1 berencana meningkatkan elevasi air dari yang semula 17,4 mdpl ditambah sebanyak 10 mdpl untuk meningkatkan debit air yang masuk ke Sungai Pelayaran.
Selain itu, PJT 1 juga telah memulai pembersihan eceng gondok dan sampah di hulu trash boom sejak 1 September. Hal itu sebagai upaya memperlancar aliran air ke intake IPA Tawangsari.
“Kami berharap dengan adanya koordinasi yang baik dengan semua pihak, kita dapat segera menemukan solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan ini. Tujuan utama kami adalah untuk menjaga ketersediaan air bersih bagi masyarakat Sidoarjo,” tambah Dwi.
Selain langkah-langkah tersebut, kepedulian masyarakat juga sangat penting dalam menjaga kebersihan saluran Pelayaran. Yakni dengan tidak membuang sampah apapun ke sungai.
Penurunan debit air Kali Pelayaran merupakan masalah yang kompleks dan membutuhkan penanganan yang serius dari semua pihak.
Selain pemerintah dan perusahaan daerah, masyarakat juga memiliki peran penting dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar, kita turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian sumber daya air.
Sementara itu, sejak Senin, 9 September 2024, sore, secara bertahap beberapa wilayah yang terdampak sudah mulai teraliri air kembali. Seperti di Rewwin, Pepelegi, Banjarkemuning, dan beberapa wilayah di Kecamatan Taman dan Waru. Meski begitu masih ada wilayah yang debitnya belum normal.(Didik)