Poltera dan Pemkab Sampang Dorong Transformasi Industri Tembakau Madura Lewat KEK dan Teknologi Tepat Guna

Filesatu.co.id, SAMPANG| UPAYA memperkuat daya saing tembakau sebagai komoditas strategis Madura kembali menjadi sorotan. Politeknik Negeri Madura (Poltera) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sampang menggelar seminar nasional dan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk penguatan kawasan ekonomi khusus (KEK) serta pemanfaatan teknologi tepat guna dalam pengembangan tembakau.

Bupati Sampang, H. Slamet Junaidi, menekankan bahwa tembakau sudah lama menjadi bagian penting dari identitas budaya dan ekonomi masyarakat Madura. Namun, masih muncul stigma yang memandang tembakau sebagai hambatan pembangunan.

Bacaan Lainnya

“Selama bertahun-tahun tembakau kerap dianggap masalah. Sudah saatnya kita ubah cara pandang itu,” ujarnya.

Menurut Bupati, keberadaan rencana KEK berbasis industri tembakau membuka momentum besar bagi modernisasi sektor pertanian dan industri olahan di Madura. Melalui KEK, tembakau lokal diharapkan mampu memberikan nilai tambah lebih tinggi sekaligus memperluas lapangan kerja.

“KEK ini adalah langkah maju bagi tembakau Madura. Potensi ekonominya sangat besar dan mampu memperkuat posisi daerah dalam rantai industri nasional,” katanya.

Meski demikian, Aba Idi mengingatkan bahwa tantangan budidaya tembakau di lapangan tidak bisa diabaikan. Pada 2025, luas tanam tembakau di Sampang hanya tersisa 3.780 hektare, merosot 57 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 8.894 hektare.

“Cuaca tidak menentu membuat petani ragu menanam. Karena itu, semua pihak harus saling mendukung: generasi muda, petani, perguruan tinggi, hingga pemerintah,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Poltera, Laily Ulfiyah, menyampaikan bahwa seminar dan FGD tersebut dirancang untuk merumuskan arah pengembangan ekonomi Madura berbasis teknologi. Ia menjelaskan bahwa Poltera mengusung kultur akademik “belanja masalah”, yakni pendekatan yang melibatkan civitas akademika untuk turun langsung ke masyarakat, mengidentifikasi kendala, lalu merancang solusi melalui riset terapan.

“Dari pendekatan itu lahir berbagai inovasi, salah satunya Teranusa atau Poltera untuk Nusantara,” tuturnya.

Laily menambahkan bahwa KEK tembakau membutuhkan dukungan teknologi pada seluruh rantai nilai, mulai dari hulu, proses budidaya, hingga industri hilir. Poltera, kata dia, siap menjadi mitra strategis untuk memastikan potensi lokal Madura dapat berkembang secara berkelanjutan.

“Teknologi harus hadir dalam setiap tahapan agar tembakau tidak hanya diolah, tetapi mampu memberi nilai tambah yang lebih besar,” pungkasnya. ***

Tinggalkan Balasan