Ruwatan Murwakala Desa Wonotirto Wujud Bakti Pada Leluhur 

Filesatu.co.id, Blitar | Ritual Murwakala yang diselenggarakan pemerintah desa wonotirto kecamatan wonotirto kabupaten Blitar, merupakan tradisi Jawa kuno untuk mengeluarkan sisi buruk dari jiwa manusia. Jalannya ritual ruwatan ini, biasanya dilakukan dengan memotong rambut hingga melarung atau menghanyutkan sesaji. Meskipun ritual kuno, tradisi itu masih bisa disaksikan hingga sekarang.

Bacaan Lainnya

Pemerintah Desa (Pemdes) bersama Warga Desa Wonotirto, Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar punya cara tersendiri dalam melestarikan tradisi bersih desa. Dengan menggelar ruwatan murwakala dengan pertunjukkan wayang. Selain sebagai wujud rasa syukur atas limpahan rejeki, kegiatan ini juga sebagai ritual membersihkan dan mengusir segala keburukan atau musibah. Ruwatan murwakala sendiri, merupakan sebuah ritual yang menggunakan wayang kulit sebagai media penyampaiannya.

Tampak hadir Camat Wonotirto, Kepala Desa di Kecamatan Wonotirto, BPD, LPMD, Perangkat Desa, Tokoh Agama, tokoh Masyarakat, Bhabinkamtibmas dan Babinsa desa.

Acara ruwatan dilakukan dengan berbagai rangkaian kegiatan antara lain Khotmil Qur’an pada hari kamis mulai pukul 13.00 Wib sampai selsai di lanjutkan tahlil dan sedekah punden desa Wonotirto, dilanjutkan tahlil dan genduri bersih desa, jaranan kuda lumping dilanjutkan wayang ruwatan murwakala pada hari Jumat. (24/5/2024) Siang.

Kepala Desa Wonotirto Imam Mucharom menyampaikan bahwa, selain untuk mendoakan keselamatan masyarakat setempat khususnya, ritual wayang kulit tersebut juga sebagai upaya pelestarian kebudayaan Pulau Jawa. Dimana, wayang kulit ruwatan saat ini sudah sangat jarang dijumpai.

“Tradisi Ruwatan digagas oleh Sunan Kalijaga yang punya peran sentral dalam mengajarkan agama dalam budaya dan adat Jawa di masanya. Tradisi Ruwatan dimaksutkan sebagai sarana pengalihan dari tata adat tradisi Kerajaan Hindu ke tata cara tradisi Kerajaan Islam. Tradisi Ruwatan menjadi sarana Upacara pembersihan untuk membebaskan warga desa dari kemalangan (balak) dari akibat yang bukan berasal dari diri sendiri, biasanya selalu diikuti dengan pertunjukan Wayang Kulit dan tradisi slametan Tasyakuran,” ungkap Kades Imam

Pada umumnya dalam tradisi Ruwatan dilakukan dengan pagelaran pewayangan (Wayang Kulit) yang membawa cerita Murwakala dan dilakukan oleh dalang khusus yang memiliki kemampuan dalam bidang ritual Ruwatan. Ruwatan Murwakala adalah salah satu upacara adat yang dilakukan dipercaya untuk membebaskan diri Wong Sukerta dari gangguan Bathara Kala.

“Tradisi Bersih Desa sebagai upacara adat memiliki makna spiritual di baliknya. Bersih Desa bertujuan untuk mengungkapkan syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang didapat. Selanjutnya, upacara bersih desa bertujuan untuk memohon perlindungan dari hal-hal negatif dalam kehidupan sehari-hari,” pungkas Imam Muhtarom. (Pram).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *