Filesatu.co.id, Madiun | Dalam rangka penguatan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana, Pemkab Madiun melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar rapat koordinasi Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB). Bertempat di Gedung Diklat Kabupaten Madiun, kegiatan tersebut digelar, Kamis (16/11/2023).
Turut hadir dalam forum tersebut, Kepala BPBD Kabupaten Madiun Boby Saktia Putra, perwakilan dari seluruh OPD yang ada di Kabupaten Madiun, unsur dari masyarakat, media massa, dunia usaha dan unsur dari perguruan tinggi.
Mengawali paparannya, Boby Saktia Putra mengatakan FPRB di Kabupaten Madiun terbentuk pada 2022 lalu. Di wilayah Jawa Timur sendiri, masih ada 6 daerah yang belum terbentuk.
“FPRB di Kabupaten Madiun ini baru terbentuk sesuai dengan SK Bupati tanggal 1 November 2022 tentang forum pengurangan resiko bencana periode 2022 sampai dengan 2025. Jadi FPRB di Kabupaten Madiun baru berumur setahun. Dari seluruh Provinsi di Jawa Timur, masih ada PR 6 Kabupaten yang belum membentuk FPRB,” paparnya.
Datangnya bencana, lanjut Boby, tidak bisa dihindari dan dihentikan. Namun, pengurangan resiko bisa dilakukan. Baik resiko kerugian material hingga korban jiwa.
“Masyarakat selama ini bersifat responsif. Artinya, kebencanaan terjadi baru kita merespon. Dengan adanya forum ini nanti kita akan merubah paradigma itu jadi preventif. Bencana tidak bisa kita hindari, bencana tidak bisa kita hentikan. Tapi lewat forum ini bencana bisa kita kurangi resikonya, kita bisa mengurangi risiko yang mengakibatkan kerugian material maupun yang menimbulkan korban jiwa,” imbuhnya.
Di wilayah Kabupaten Madiun sendiri, masih lanjut Boby, kemarau panjang dampak El Nino juga berpotensi menimbulkan bencana longsor. Bahkan, cuaca ekstrem yang diprediksi BMKG tidak menutup kemungkinan bencana banjir yang luar biasa di tahun 2019 bisa terulang.
“Kondisi geografis di Kabupaten Madiun sangat berpotensi akan terjadinya bencana. Cuaca ekstrem dari El Nino yang mengakibatkan kemarau cukup panjang, memungkinkan tingkat bencana longsor itu cukup tinggi karena di Kabupaten Madiun terdapat dataran tinggi. Dengan posisi kemarau yang cukup panjang ini, kondisi tanah yang tadinya jenuh air ini menjadi rawan apabila nanti terjadi musim hujan. Prediksi BMKG, Kabupaten Madiun akan terjadi hujan tingkat sedang dan tinggi itu sekitar akhir November dan awal Desember. Kemudian, efek dari El Nino yang cukup lama sampai saat ini, memungkinkan bencana banjir di Kabupaten Madiun tahun 2019 akan terulang,” lanjutnya.
Digelarnya rakor FPRB ini, Boby berharap sinergitas semua pihak dapat terwujud, seluruh elemen turut aktif dalam hal kebencanaan.
“Bencana itu bukan urusan BPBD, bencana adalah urusan kita bersama. Relawan sejati itu adalah seluruh masyarakat. Harapan kami dengan adanya forum pengurangan risiko bencana ini, bisa menjadi sebuah wadah kita, seluruh unsur yang ada di Kabupaten Madiun yang nantinya saling berinteraksi untuk membantu kebencanaan yang ada di Kabupaten Madiun,” pungkasnya.(an)