Evaluasi Bapparda Tinggal Menunggu Waktu, Menuju Pariwisata Kabupaten Blitar Lebih Baik

FILESATU.CO.ID, BLITAR -­ Sektor pariwisata merupakan dunia yang tak ada matinya, walaupun sempat terpuruk akibat pandemi selama setahun terakhir ini, bisnis kepariwisataan tetap menggiurkan dengan berbagai tantangan dan hambatannya.

Perubahan perilaku masyarakat diberbagai bidang akibat pandemi sangat berpengaruh terhadap tantangan yang harus dihadapi oleh dunia usaha khususnya kepariwisataan, hal tersebut menjadi permasalahan tersendiri yang harus diselesaikan oleh pelaku usaha dan pemerintah selaku pemegang regulasi suatu kebijakan.

Bacaan Lainnya

Baca Lainnya : Didampingi Saksi Hidup Sengketa Tanah, Yoyok Kembali Menemui Kades Kebondalem

Dunia pariwisata dulu sangat akrab dengan Sapta Pesona dan dijadikan standar dunia kepariwisataan Indonesia, yaitu : aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyempurnakan menjadi standart baru bagi dunia usaha kepariwitaan sekarang, yaitu: Clean, Healt, Safety and Environmental Friendly (CHSE).

Perubahan dunia kepariwisataan ini membuat pemerintah kabupaten Blitar berbenah menyiapkan lembaga berupa Badan Promosi Pariwisata Daerah (Bapparda) yang sesuai dengan tantangan jaman baik organisasi maupun personal yang akan menjalankannya.

“Bapparda sebagaimana namanya merupakan lembaga non pemerintah yang di bentuk dan di tugaskan mempromosikan potensi wisata daerah, setahun terakhir ini memang semua dunia wisata mengalami lock dwon, hampirr semua tiarap,”  Ungkap Kepala Bidang Pengembangan Destinasi dan Usaha Pariwisata Disparbudporo Kab. Blitar Arinal Huda. Rabu (14/04/2021).

Baca Lainnya : Akibat Mabuk Ayah Tega Cabuli Anak Kandungannya Hingga Hamil

Menurut Arinal Huda, ada momentum baik, dengan menjelang berakhirnya kepengurusan Bapparda, merupakan hal baik untuk segera melakukan evaluasi, agar Bapparda bisa berjalan dengan baik pasca pandemi.

“Tekait kelembagaan bahwa kepengurusan Bapparda akan berakhir pada bulan Juli 2021 hal ini adalah momentum yang baik untuk mengadakan evaluasi, baik dari sisi personel maupun kinerjanya, saya berharap kedepan Bapparda lebih cepat dalam merespon setiap perubahan, termasuk orang yang akan di pasang dalam lembaga tersebut, harus orang yang mampu cepat menangkap perubahan,” Imbuhnya.

Menyinggung standart baru CHSE, menurut keterangan Arinal Huda destinasi yang telah mendapatkan nilai atau sertifikat di Kabupaten Blitar masih 2 (dua) tempat yaitu: Kampung Coklat dan Rumah Makan Srengat, dan diharapkan tahun ini di dorong bisa menjadi 4 (empat) destinasi.

“Awal pemberlakuan CHSE, sekitar bulan September 2020, kita sudah informasikan agar segera menyikapi program pemerintah pusat, yang tidak lain untuk meningkatkan daya saing pariwisata kita. Tentunya untuk memenuhi standar itu membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit, tapi kami tetap mendorong untuk melakukan sertifikasi CHSE,” Papar Arinal huda.

Senada Agus muntolip Setiawan, Kabid Pemasaran dan Ekonomi Kreatif Disparbudpora Kabupaten Blitar, juga mendorong perlunya perubahan yang lebih baik pada lembaga yang menungi promosi pariwisata di kabupaten Blitar.

”Tentu kita berharap banyak dengan adanya perubahan pada lembaga Bapparda, karena disana juga menaungi banyak sektor penopang usaha kepariwisataan, pergerakan yang luas di luar tentunya membutuhkan penyesuaian kedalam juga, bagaimana lembaga Bapparda bisa cerdas dan cepat menanggapi animo pasar serta menentukan model promosi yang diperlukan,” Pungkas Agus Muntolip. (Sam).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *