Universitas Brawijaya  Gelar Seminar, Kepala Dep Ilmu  FE : Patut Ditiru Banyuwangi Best Practice Pembangunan Daerah

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Bertemu Kepala Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekono Unbra Dr. Ferry Prasetya. di acara seminar.
Filesatu.co.id, Banyuwangi | Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya menggelar seminar nasional bertajuk Strategi Pengembangan SDM dalam Mencapai Pemerintahan Berkelas Dunia di Banyuwangi, Rabu (25/1/2023). Acara yang diikuti oleh para akademisi dan praktisi di sejumlah instansi pemerintah itu, sengaja ditempatkan di bumi Blambangan karena dinilai bisa menjadi best practice pembangunan daerah.

“Keberhasilan Banyuwangi dalam membangun daerah ini diharapkan bisa menjadi best practice bagi para peserta untuk mewujudkan pemerintahan yang berkelas dunia di daerah masing-masing,” ungkap Kepala Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Dr. Ferry Prasetya.

Bacaan Lainnya

Lebih jauh Ferry menyebutkan bahwa transformasi yang dilakukan oleh Banyuwangi dalam melakukan penataan menejemen Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pelayanan publik adalah contoh yang patut ditiru. “Tidak semua daerah bisa sukses melakukan transformasi, Banyuwangi adalah salah satunya,” tegasnya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat menjadi keynote speaker dalam seminar tersebut, memaparkan kunci penting transformasi di ujung timur Jawa itu. Menurutnya, kunci kesuksesan tersebut terletak pada upaya inovasi dan kolaborasi.

“Masyarakat harus diberi kesempatan seluas mungkin mendapatkan akses pelayanan. Maka pemerintah daerah harus selalu berinovasi dan berkolaborasi dengan banyak pihak untuk memudahkan pelayanan, serta mempercepat pembangunan daerah. Inilah yang kami lakukan di Banyuwangi sehingga bisa bertransformasi seperti sekarang,” kata Ipuk.

Dalam kesempatan itu, Ipuk menekankan bahwa setiap inovasi hendaknya lahir dari kebutuhan masyarakat. “Jadi bukan seberapa banyak, namun seberapa besar inovasi tersebut berdampak pada masyarakat,” tegas Ipuk.

Selain itu, kolaborasi yang melibatkan seluruh stakeholder juga dibutuhkan, termasuk yang melibatkan masyarakat. Banyuwangi bisa seperti sekarang, kata Ipuk, karena kinerja super tim. Semua OPD saling bersinergi dalam pelaksanaan program daerah.

“Seperti dalam penanganan stunting, bukan hanya Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial yang bergerak, melainkan juga dinas-dinas yang lain. Misalnya Dinas PU juga kami libatkan mengingat stunting juga disebabkan oleh faktor lingkungan,” ujar Ipuk.

Di bidang pelayanan publik, Banyuwangi juga menggulirkan berbagai inovasi. Di antaranya, program Smart Kampung yang mendorong transformasi digital hingga ke level desa. Dengan teknologi informasi, pelayanan publik menjadi lebih mudah dan cepat.

“Mumpung di Banyuwangi, kami mengundang bapak ibu sekalian untuk mengunjungi Mall Pelayanan Publik ataupun Pasar Pelayanan Publik yang kita kembangkan,” ajaknya.

Seminar yang diikuti seratus peserta dari berbagai kabupaten/ kota itu diisi oleh sejumlah stakeholder. Di antaranya, Staf Khusus Menteri Keuangan RI Prof. Chandra Fajri, Perencana Madya Pusbindiklatren Kementerian Bappenas RI Prahesti Pandanwangi, Kepala Pusdiklat BPS RI Dr. Eni Lestariningsih, Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Jatim Bandoe Widiarto. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *