FILESATU.co.id, Banyuwangi – Sebanyak 1200 calon penari Gandrung sebelum atau sehari jelang pagelaran kolosal Gandrung Sewu “Omprog The Glory of Art”, wajib menjalani tradisi ritual “Meras Gandrung”.
Sebuah prosesi yang harus dilakoni penari untuk menjadi seorang Gandrung profesional dan Prosesi pengukuhan tersebut dilakukan di Pantai Boom Marina, venue pertunjukan kolosal Gandrung Sewu, yang berhadapan langsung dengan Selat Bali.
Prosesi ini dipimpin penari gandrung senior legendaris Banyuwangi, Mbok Temuk.
Bupati Ipuk secara simbolis memakaikan Omprog – mahkota yang dipakai penari Gandrung – yang menandai bahwa penari sudah dinyatakan lulus dan siap menjadi seorang penari Gandrung profesional sesuai dengan pakem-pakemnya. Prosesi ini juga dilakukan oleh sejumlah tamu kehormatan pada perwakilan penari.
“Selamat kepada kalian semua anak-anakku. Saya sangat bangga kepada kalian semua yang telah bersungguh-sungguh latihan selama dua bulan lebih untuk bersama-sama dengan ribuan penari menampilkan pertunjukan yang selalu kita banggakan semua, Gandrung Sewu,” kata Ipuk saat menyemangati mereka.
Para penari Gandrung tersebut sebelumnya telah berlatih menari Gandrung selama dua bulan lebih sebagai persiapan Gandrung Sewu bertema “Omprog The Glory of Art” di Pantai Boom. Mereka merupakan pelajar dari jenjang SD-SMA dari seluruh wilayah Banyuwangi yang lolos seleksi menari Gandrung.
“Terima kasih atas dedikasi kalian yang telah ikut melestarikan seni dan budaya daerah, Ini adalah salah upaya bersama untuk mempertahankan kebudayaan lokal ditengah gempuran budaya luar. Kalian luar biasa,” ujar Ipuk usai pengukuhan. Jumat (15//2023).
Sebelum dikukuhkan, para penari terlebih dahulu menjalani prosesi gladih bersih. Mereka memeragakan setiap gerakan koreografi yang telah dilatihkan selama ini.
Meski hanya berupa penampilan gladih bersih, pagelaran itu menyedot perhatian banyak orang. Ratusan penonton berkumpul untuk menyaksikan aksi para penari.
Yang mengharukan diakhir penampilan, ibu dari para peserta ikut masuk ke dalam formasi barisan penari dan memeluk anaknya masing-masing. Ini sebagai simbolisasi pengorbanan orang tua yang telah mendukung anak-anak mereka dalam mengikuti seluruh rangkaian proses pertunjukkan Gandrung Sewu mulai latihan sampai tampil besok.
“Terima kasih sekali lagi dan salam hormat kepada semua orang tua yang telah mendukung anak-anak. Saya yakin support yang diberikan sangat berarti untuk mendukung penampilan ananda,” ujar Ipuk.
Gandrung Sewu telah masuk ke dalam agenda Kharisma Event Nusantara Kemenparekraf. Di Banyuwangi, Gandrung Sewu menjadi agenda tetap Banyuwangi Festival yang telah digelar sejak tahun 2012 lalu.
“Gandrung Sewu telah berkontribusi menjadi pendorong ekonomi yang langsung dirasakan oleh warga. Penginapan, restoran, warung, homestay, UMKM, semuanya merasakan berkah dari event ini. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berjuang mempertahankan eksistensi Gandrung Sewu,” kata Ipuk.
Ditambahkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata M.Y. Bramuda, Omprog yang berarti mahkota penari gandrung mengandung simbol sebagai pelindung kepala yang merupakan pusat kesadaran manusia serta manifestasi dari manusia yang memiliki derajat.
“Omprog merujuk kepada sikap pengendalian diri seorang Gandrung. Seorang penari harus mampu menjaga diri agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan terhormat (The Glory of Art) sesuai simbolisasi derajat yang ada di mahkota Omprog,” terang Bramuda.
Pertunjukkan Gandrung Sewu juga bakal diramaikan atraksi Air Show jajaran TNI AU yang terangkai dalam kegiatan Semarak Dirgantara. “Airshow akan berkolaborasi dengan atraksi Gandrung Sewu,” pungkasnya.
Sebelum puncak penampilan Gandrung Sewu, beberapa kegiatan juga mulai digelar sejak Kamis (13/9/2023). Mulai dari parade “Padang Bulan” yang menampilkan atraksi tarian dari beberapa sanggar tari di Banyuwangi, Meras Gandrung, hingga pagelaran Gandrung Terop. (*)