FILESATU.CO.ID, CIANJUR | Para petani dan tengkulak padi di Sindangbarang, Cianjur Selatan menolak kebijakan pemerintah mengimport beras, hal tersebut menurut mereka bisa memicu kesulitan menjual hasil panen, Kamis (18/3/2021)
Haji Ajat, salah seorang tengkulak mengeluhkan sikap pemerintah tersebut. “Jika benar terjadi, bagaimana nasib para petani sementara di gudang saya 70 ton gabah belum bisa dijual, harganya murah bisa rugi”, ujarnya.
Baca Lainnya :
- Pemdes Bulurejo Sosialisaikan Program PTSL Tahun 2022
- Kesekian Kalinya Pemdes Aliyan Salurkan BLT DD
- Dipimpin Kasad, Pangdam IX/Udayana Ikuti Rakor Tentang Pelaksanaan Vaksin Covid-19
- Laksanakan Evaluasi Kegiatan, Pangdam Gelar Vidcon Dengan Dansat Jajaran Kodam IX/Udayana
Lebih lanjut Ajat menjelaskan, meski numpuk di gudang, saya beli karena kasihan para petani butuh modal untuk menanam Kembali.
Informasi yang berhasil diperoleh, sebelumnya harga gabah Rp.500 ribuan dan saat ini turun menjadi Rp.440 perkwintal karena hampir di seluruh wilayah panen raya.
Hal senada juga diungkapkan Haji Arsyad, petani cukup dikenal di Cianjur Selatan. Dia berharap pemerintah membatalkan rencana mengimport beras, lebih baik turunkan harga pupuk dan membeli hasil pertanian dalam negeri.
“Sekarang harga pupuk lebih mahal dibandingkan harga padi apalagi bagi yang tidak memiliki kartu”, terang Haji Arsyad sambil tersenyum kecut. (Patharyadi).