Filesatu.co.id, Kabupaten Malang | Seni tradisi Liang Liong selalu meramaikan festival hari kemerdekaan Republik Indonesia di wilayah Mangliawan kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Liang Liong yang merupakan seni budaya asli Thionghua ini kembali di hadirkan oleh warga dusun Mendit RT 05 RW 03 desa Mangliawan kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Dalam momen “Agustusan di tahun 2022” ini warga menggelar acara bertajuk “Semarak Karnaval Dusun Krajan”. Fetival yang di ikuti seluruh warga Mendit ini menempuh jarak 1.5 Km, di mulai dari perbatasan desa Saptorenggo hingga perbatasan Kota Kabupaten di Kalisari. Minggu (28/8/2022).
Selain seni tradisi Liang Liong warga Mendit juga menampilkan semua potensi kesenian yang dimilikinya. Seni tradisi Pencak silat, Kuda Lumping, Bantengan, Sakera Marlena, Kostum festival bahan Daur Ulang, dan lain sebagainya.
Lukman Huda Kepala Dusun (Kasun) Mendit saat ditemui sebelum karnaval dimulai menerangkan karnaval tahun ini diikuti hampir semua warga dusun Mendit.
” Inikan karnaval sedusun Mendit Krajan desa Mangliawan, total peserta yang telah mendaftar itu sudah 2300 sekian, di isi dari berbagai kesenian dan ide ide kreatif warga,” terang Kasun yang juga pengurus Lesbumi Kabupaten Malang ini.
Bukan tidak ada alasan masyarakat Mangliawan selalu membawakan Liang Liong dalam tiap tahunnya. Berdasarkan penuturan warga, kesenian asli tionghua ini sudah sejak lama ada di wilayahnya, selain itu beberapa warga menyampaikan Liang Liong adalah salah satu bentuk kerukunan dan apresiasi budaya tionghua oleh warga.
“Kami tidak membeda bedakan etnis suku, mau dari Jawa, Madura atau Cina semua saudara dan Liang Liong bagi kami adalah wujud kebersamaan, kerukunan dan gotong royong” terang Sulkan (44 tahun) .
Warga RT 03 RW 05 dusun Mendit ini juga menjelaskan bahwa Liang Liong yang mempunyai panjang 25 meter ini akan di mainkan oleh 15 orang. Sejalan dengan Sulkan, Riadi ketua RT 05 menerangkan bahwa pembuatan Liang Liong ini murni dari iuran warga dan dikerjakan secara gotong royong.
“Ini dari kolaborasi RT 04 dan 05, dan untuk meneruskan sejarah sejarah dari orang tua disini, dan ini bentuk melestarikan kebudayan kebudayaan di Indonesia, pembuatannya ini dari swadaya warga disini itu menghabiskan 1 juta setengah untuk bahannya, dan dikerjakan secara sukarela dan gotong royong” tegas Riadi.
Lukman Huda juga menegaskan bahwa tiap tahun seni Liang Liong selalu ada, hanya di tahun 2022 ini, warga hanya membawakan satu Liang Liong.
“Liang Liong itu bentuk kreatifitas warga, itu mas Ipan namanya yang selalu menampilkan, mas Ivan kreatornya, biasanya dengan warga RW 7,tapi Liang Liong RW 7 gak keluar saat ini karena ada pergantian RW” tutupnya. (Nasai’i).