Istimewa, Batik Banaran Tembus ke Jepang dan Australia

IFilesatu.co.id, Madiun | Pencapaian luar biasa berhasil diraih oleh pelaku UMKM bidang seni di Kabupaten Madiun. Adalah Batik Banaran, yang belum lama ini berhasil terekspor ke mancanegara, Jepang dan Australia.

Dengan metode penjualan secara offline maupun online, UMKM Batik Banaran besutan Suharwedi (60) berhasil menembus segala pasar. Mulai dari kedinasan Pemerintah setempat, luar kota, nusantara hingga mancanegara.

Bacaan Lainnya

Dikonfirmasi di kediamannya, Wedi yang juga pensiunan guru seni aliyah mengatakan usahanya tersebut berawal dari lukisan. Namun, seiring berjalannya waktu, Wedi mengaku jika karya seni lukis kurang laku di pasaran.

“Berdiri sejak tahun 2012 mas, awalnya hanya lukisan, lambat laun lukisan kurang diminati konsumen, barulah kami kembangkan ke batik lukis,” terangnya, Kamis (19/05/2022).

Dengan kemampuan seni yang dimiliki Wedi, batik miliknya pun tak jarang dipesan oleh Dinas di lingkup Pemkab Madiun. Selain untuk seragam, juga untuk souvenir pejabat yang pindah tugas.

“Belum lama ini, ajudan Kapolres Madiun borong batik kesini, katanya mau untuk souvenir Pak Kapolres di tempat barunya,” imbuh Wedi.

Filesatu.co.id, Foto: Suharwedi (60), saat memperlihatkan proses pewarnaan Batik Banaran

 

Masih menurut Wedi, Dinamakannya Batik Banaran, karena lokasi produksi berada di Desa Banaran. Salah satu Desa di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun yang belum lama ini berhasil membangun wisata secara mandiri, Taman Wisata Poyo. Menurutnya, Batik Banaran bisa menjadi salah satu ikon untuk mampu mengangkat desa.

Dengan dibantu 8 pekerja yang terdiri dari 6 pecanting dan 2 pewarna, Batik Banaran mampu menghasilkan kualitas yang luar biasa. Terlebih, harga yang dipatok cukup ekonomis. Fleksibel, menyesuaikan dengan permintaan.

“Untuk harga, antara 200-500 ribu, tergantung tingkat kerumitan motifnya,” terangnya.

Di Batik Banaran, sistem kerja yang dipakai juga tak kalah fleksibel. Ketika ada pesanan order, bisa dikerjakan di rumah masing-masing pekerja. Setelah rampung, baru dilakukan finishing di rumah produksi.

Wedi juga berharap, Batik lukis karyanya yang bermotif kampung pesilat bisa menjadi kebanggaan Madiun. Untuk itu, pihaknya ingin terjalin sinergitas dengan pemerintah setempat secara kontinyu, guna menduniakan Kabupaten Madiun.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *