Filesatu.co.id, Madiun | Bupati Madiun Ahmad Dawami membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Idenditas Kependudukan Digital (IKD) Kabupaten Madiun Go Digital. Bertempat di Rumah Makan Orient Tarzan Saradan, kegiatan tersebut digelar, Rabu (26/10/2022).
Bimtek yang diselenggarakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) ini diikuti 206 Petugas Registrasi Desa (Operator) untuk membantu Disdukcapil dalam mencatat peristiwa penting kependudukan dan pencatatan sipil.
Dalam sambutannya, Bupati mengatakan bahwa bimtek ini persiapan untuk melaksanakan identitas kependudukan berbasis digital, istilahnya KTP elektronik.
“Dengan bimtek ini, teknical skill operator akan naik. Tapi saya tetap tekankan service komitmen melayani benar-benar harus diutamakan. Kalau service komitmennya tinggi, pasti teknical skill akan mengikuti,” ungkap Bupati.
Dengan program ini, Bupati mengerti beban kerja perangkat desa tentu semakin banyak. Namun demikian, Bupati pesan kepada mereka agar tetap semangat dan harus disyukuri. Pasalnya, untuk menjadi perangkat desa cukup sulit bahkan saingannya ketat.
Selain mengenai bimtek, pada kesempatan tersebut Bupati juga menyinggung bahwa prosentasi ADD Kabupaten Madiun terbesar di seluruh Indonesia, yakni 20 persen dari APBD, besarnya ADD itu salah satunya untuk menaikan gaji perangkat desa. Untuk itu, Bupati minta kepada petugas registrasi desa untuk sungguh-sungguh dalam bekerja agar upaya dirinya menaikkan ADD itu sudah benar.
“Artinya, pelaksanaan program dari ADD harus maksimal,” pinta Bupati.
Terhadap para peserta, Bupati mewanti-wanti agar petugas registrasi lapangan dalam melakukan pencatatan harus sesuai dengan kondisi riil di lapangan, seperti kalau ada warga meninggal harus dilaporkan meninggal. Pasalnya, data itu penting karena terkait dengan efisiensi, sehingga operator harus jalin kerjasama yang baik dengan kepala desa.
“Saya ingin semua basis data di Kabupaten Madiun induknya harus di Disdukcapil, agar saat membuat kebijakan jangan hanya datanya saja yang terkirim namun juga harus sesuai dengan kondisi di lapangan,” ujar Bupati.
Menutup acara, pihaknya menegaskan jika IKD program yang bagus, namun pelayanan manual tidak boleh ditinggalkan karena belum semua warga terutama di desa yang paham internet.
“Data keren, bicara efisiensi itu mungkin dan tidak kira-kira lagi. Kalau kira-kira, pasti banyak kesalahan dan dampaknya bisa kena di operator. Harapan saya, operator harus kerjasama yang baik dengan kepala desa,” tutupnya.