Tidak Mendapat Ijin, Rencana Aksi Pekerja Seni Banyuwangi Gagal

FILESATU.CO.ID, BANYUWANGI | Rencana gerakan aksi damai turun ke jalan yang rencananya di gelar oleh para pelaku Seni Moderen dan Tradisional, Tukang foto manten, rias Manten, hingga pekerja Terub dan Soundsystem pada Kamis (5/2021) akhirnya gagal. Hal ini dikarenakan aksi yang akan di gelar tidak mendapatkan restu aksi dari instansi terkait.

Bacaan Lainnya

Ditemui wartawan Arif wijaya, mewakili seluruh pekerja seni kabupaten Banyuwangi menyampaikan “aksi damai yang kami rencanakan digelar hari ini di depan Kantor Pemda Banyuwangi, bertujuan untuk menyalurkan aspirasi seluruh pelaku seni yang ada di Banyuwangi,

“Dan Kepada Bupati Banyuwangi.  kami ingin komunikasi secara langsung, namun kita ketahui bersama bahwa aksi yang kita rencanakan hari ini gagal,” ungkapnya.

Arif Wijaya juga menjelaskan bahwa pada intinya para pekerja seni tetap taat aturan yang berlaku, “kita tadi sudah menyampaikan jika kita berbicara aturan pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4, dimana seluruh pelaku kerja seni yang ada dilarang main, ini kan intinya kami tidak bisa bekerja. Kalau kami tidak boleh bekerja paling tidak ada perhatian khusus dari pemerintah,” jelasnya.

“Semua terdampak, kami semua tidak bisa bekerja, kami lapar, maka dari itu kami pelaku seni berharap pemerintah itu memberikan bantuan dengan merata, agar kami bisa bertahan hingga kami dapat bekerja kembali. Kami berharap bantuan diberikan secara merata, tidak hanya formalitas 100 – 200 orang saja yang seolah olah mewakili seluruh pekerja seni di Banyuwangi,” tambah Arif Wijaya.

“Kita di sini tidak ada korlap, semua yang datang mewakili jeritan hati kami masing masing, rintihan kami sama,” pungkasnya.

Sementara itu Demy yang merupakan salah satu artis kondang Banyuwangi pada wartawan menyampaikan jika dampak PPKM level 4 yang terjadi saat ini kepada pelaku seni sangatlah fatal, “Jangankan bekerja “obah ae gak iso.(gerak saja tidak bisa).  Selama ini setiap kami akan terima job kerja selalu gagal karena takut akan di bubarkan. Jangankan kami dan musisi, yang melaksanakan hajatanpun juga takut,” keluhnya.

“Saya dan temen – temen untuk saat ini hanya bisa berusaha bertahan hidup. Ada yang masih mengandalkan tabungan, dan lain – lain, tergantung orangnya masing – masing yang menjalankan. Pokoknya bagaimana kita harus tetap hidup,” tambah Demy.

“Kami pernah melakukan mediasi tahun lalu, ya gitu gitu aja tidak ada hasilnya. Selama ini saya secara pribadi belum pernah mendapatkan bantuan, karena memang niatan saya ke sini hanya untuk mencari jalan terbaik bagaimana ke depan setidaknya kami di berikan kelonggaran kembali agar kami dapat bekerja kembali,” harapnya. (Feb/ Adi/F1).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *