Pasang Surut Pendapatan Pedagang di Area Wisata Penataran

FILESATU.CO.ID, BLITAR – Perpanjangan penutupan tempat wisata dan kegiatan seni di wilayah kabupaten Blitar mulai besok tanggal 19 Mei sampai dengan 24 Mei 2021, menyisakan banyak persoalan bagi para pedagang kecil dan pedagang kaki lima di sejumlah area wisata, khususnya di kawasan wisata Candi Penataran.

Selain ada candi terbesar di Jawa Timur, juga ada kolam renang, museum, dan wisata religi peninggalan Syekh Muhammad Al Baqir yang pada hari biasa selalu ramai pengunjung, akan tetapi sejak pandemi corona satu tahun ini para pedagang harus menghadapi ketidakpastian pendapatan.

Bacaan Lainnya

Penerapan surat edaran bupati (SE Bupati) No. 331/211/409.208/2021 tentang Peniadaan Aktivitas Tempat Wisata Seni dan Budaya di Tempat Umum Selama Libur Hari Raya Idul Fitri 1442 H. Semakin membuat momentum meraup penghasilan pedagang di area wisata candi palah panataran menurun drastis bahkan merugi akibat SE Bupati di keluarkan satu hari menjelang hari raya. Satu hari setelah penutupan, para pedagang harus khawatir lagi karena ada himbauan untuk tutup lagi selama sepekan, hal itu terungkap di kolam renang Penataran, Selasa (18/05/2021).

Luluk, salah satu pedagang yang sudah sepuluh tahun terakhir berjualan di kawasan wisata kolam renang Penataran menyampaikan bahwa, Jika kondisi pelarangan buka usaha terus dilakukan tanpa ada solusi konkrit dari para pihak terkait, kami yang bergantung hidup dari usaha yang selama ini menjadi ujung tombak perekonomian keluarga, kami sangat kesulitan untuk bertahan hidup,” tuturnya.

“Bahkan kami tidak pernah mendapatkan bantuan apapun selama pandemi ini. Kami hanya berharap tidak ada penutupan penutupan lagi, akan tetapi kami setuju protokol kesehatan dijalankan secara ketat agar usaha kami tetap ada pemasukan walau minim, agar kami tetap bisa bertahan di situasi sulit sekarang ini.” Jelasnya.

Sementara itu pengelola kolam renang Penataran Wahyudi mengatakan, “Pihaknya berusaha menjembatani keinginan para pedagang di area wisata ini, dengan meminta pemerintah untuk tidak menutup total tempat wisata di area Candi Penataran. Namun demikian karena tempat wisata ini dimiliki oleh pemerintah daerah, Wahyudi tidak bisa berbuat banyak dan mengikuti petunjuk dari dinas terkait.”

“Sebagai pengelola sebenarnya kasihan dan prihatin akan nasib para pedagang yang selama ini menggantungkan nasibnya disini. Kami sudah berkoordinasi dengan pihak dinas pariwisata semoga ada solusi positif agar seluruh komponen di area wisata ini dapat bertahan dimasa pandemi covid-19.” Tutupnya.*

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *