Perusahaan Tahu di Madiun Terancam Bangkrut

Fiilesatu.co.id, Foto : Aktivitas yang melesu di pabrik Tahu Sari Taqwa, Desa Sidorejo Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun

Filesatu.co.id, Madiun | Tingginya harga bahan baku kedelai sejak awal pandemi 2020 lalu, telah membuat lelah para pengusaha produksi tahu. Bagaimana tidak, cost produksi naik tajam, sementara harga jual tetap bertahan stagnan.

Bacaan Lainnya

Salah satu perusahaan produksi tahu yang kian lesu ini adalah milik Rudi, Tahu Sari Taqwa. Meski telah dirintis sejak bertahun-tahun lamanya, pabrik miliknya tak lepas dari kemungkinan terburuk, yakni bangkrut.

Dulu, ketika bahan baku dibawah angka 8 ribu, prospek pabrik tahu sangatlah gemilang. Rudi bisa memberdayakan puluhan warga sekitar untuk bekerja. Namun, semenjak terjadi kenaikan harga yang cukup signifikan, 11-12 ribu, perusahaan tahu di Desa Sidorejo Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun ini mulai melemah.

Sempat survive selama setahun di tengah pandemi, saat ini Rudi mengaku sudah lelah. Hasrat gairah dalam bekerja pun mulai menurun. Bahkan, 2 karyawan terpaksa di nonaktifkan. Bukan inginnya, tapi keadaan lah yang berbicara.

Saat ditemui di lokasi pengolahan, Rudi tidak di tempat, melaikan di sungai belakang, memancing ikan. Terlihat dari raut wajahnya yang bingung dengan keadaan.

Saat dikonfirmasi perihal naik dan langkanya minyak goreng, tidak begitu berpengaruh terhadap penjualan tahu sari taqwa miliknya. Namun, melambungnya harga sejak awal pandemi, itulah yang menjadikan usahanya terancam gulung tikar.

“Tak perlu bahas kenaikan harga minyak, harga bahan baku tak kunjung membaik sejak pandemi 2020 lalu, sudah capek sebenarnya, mau tutup sekalian, mau kerja apa, bingung mas,” keluhnya, Rabu (9/02/2022).

Filesatu.co.od, Foto :Kambing milik Rudi, sebagai hiburan untuk mengurangi kepenatan

Ditempat yang sama, istri Rudi juga mengatakan hal senada. Menurutnya, tingginya harga kedelai saat ini telah berhasil membuat pengusaha tahu dan tempe menangis.

“Lha ya gimana to ini mas, sandang pangan semakin susah, mungkin kalau ada subsidi, gak separah ini,” ujarnya.

Pusing tak kunjung ada solusi, selain mancing, saat ini Rudi memelihara kambing. Meski hanya 4 ekor, minimal bisa dibuat sampingan, hiburan untuk mengalihkan permasalahan harga baku yang tak kunjung terpecahkan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *