Filesatu.co.id, Baturaja-OKU. | Warga masyarakat desa Sukamaju Kec. Baturaja Barat Kab. OKU mengeluhkan adanya sumur bor yang di buat oleh Kepala Desa dengan alokasi Dana Desa, di mana sumur bor tersebut di nilai tidak memberi manfaat bagi warga sekitar di saat musim kemarau seperti sekarang ini. Jumat (22/09/2023).
Sumur bor yang di buat, menurut warga hanya berisi air di saat musim hujan, akan tetapi di saat musim kemarau, airnya kering.
Sumur bor yang di bangun dengan anggaran Dana Desa tahun anggaran 2020 ini setelah di lakukan investigasi langsung oleh awak media ternyata kedalamannya hanya satu batang vipa yang di perkirakan sekitar 5 meter kedalamannya.
Menurut salah seorang warga, ibu Mursilawati ketika dahulu bertanya kepada pembuat sumur mengenai berapa kedalaman sumur hingga mendapat air, pembuat sumur mengatakan kedalaman 40 meter, namun faktanya kedalaman sumur hanya sebatang pipa.
Menurut bu Husnil khotifah nasution, di saat musim hujan sumur bor ini airnya lancar, namun di saat kemarau airnya tidak ada sama sekali sehingga warga terpaksa ke sungai untuk keperluan mandi, cuci, dan keperluan air di rumah.
Dengan demikian maka ini tak ubahnya sumur biasa yang bersifat tadah hujan.
Warga desa Sukamaju kampung 1 dan kampung 2 yang memanfaatkan air sumur bor tersebut merasa sangat kecewa dengan beradaan sumur bor yang di bangun oleh pemerintah desa Sukamaju karena tidak memenuhi azaz manfaat.
Seharusnya sumur bor memiliki kedalaman yang layak dan ketersediaan air yang memadai namun faktanya berbanding terbalik.
Saat komfirmasi dengan Kepala Desa Sukamaju, Alendra mengenai sumur bor yang ada di Kp 1 kedalaman sumur bor tersebut dahulunya cukup dalam, rata-rata kedalaman sumur bor yang di bangun berkisar 50 meter sekurang-kurangnya.
Menurut penjelasan Kepala Desa sebelumnya sumur bor tersebut di saat kemaraupun airnya lancar, baru kemarau di tahun ini lah airnya kering.
Mengenai kedalaman yang saat ini yang hanya sebatang vipa bisa saja terjadi akibat kelalaian warga ketika memperbaiki vipa tersebut.
Kemungkinan di saat warga menarik vipa keluar, sambungan vipa terlepas dan terjadi kerusakan pada casing dalam sumur sehingga tertimbun tanah yang menyebabkan penyedotan terputus.
Dari pengalaman Kades, jika sumur bor tertimbun tanah di bagian dalam, maka jika vipa di tarik keluar akan mengakibatkan sambungan Vipa terputus.
Menurut Kades, setiap warga melakukan perbaikan sumur bor melakukan secara sendiri atau sepihak tanpa ada laporan dan koordinasi dengan pihak pemerintahan Desa.
Kades juga mengatakan bahwa akan menganggarkan di tahun anggaran berikutnya untuk memperbaiki kembali sumur bor tersebut agar kendala yang terjadi saat ini bisa teratasi.
Dalam pembuatan sumur bor, menurut Kades berdasarkan usulan warga, dari usulan warga, di bawa ke musdes untuk di putuskan dalam musyawarah.
Di pihak lain, salah seorang warga, inisialnya J warga Kampung 2 Desa Sukamaju, mengatakan bahwa pembuatan sumur bor tersebut banyak terjadi kejanggalan mulai dari pengerjaan awal.
Pembuatan sumur bor tersebut awalnya dari usulan J ke Kades.
Lokasi pembuatan sumur bor tersebut dahulunya adalah tanah lebak atau rawa-rawa yang ketika musim hujan lokasi tersebut di genangi air, namun saat kemarau airnya kering yang kemungkinan hal ini juga yang mengakibatkan air sumur bor tersebut kering.
Laporan: Anizar