Suhu Politik Makin Panas, Tokoh Pemuda Cikampek: Politik Boleh Panas Tapi Hati Harus Dingin

Jayadi, ST Wakil Ketua Karang Taruna Karawang juga tokoh Pemuda Cikampek
Jayadi, ST Wakil Ketua Karang Taruna Karawang juga tokoh Pemuda Cikampek

Filesatu.co.id, KARAWANG | PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang semakin dekat suhu politik di Indonesia khususnya di Kabupaten Karawang yang tidak lama lagi akan melaksanakan Pilkada Nopember mendatang  semakin memanas.  Kondisi itu adalah hal yang lumrah, karena dalam politik, yang penting hati harus tetap dijaga agar tetap dingin.

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan suatu ajang atau kompetisi untuk meraih suara rakyat dengan menggunakan berbagai strategi politik sebagai upaya memenangkan calon – calon pBupati dan Wakil Bupati yang diusung oleh partai politik.

Bacaan Lainnya

Menurut tokoh pemuda Cikampek yang dikenal Jayadi, SE, suasana politik mulai memanas, mari kita menjadi alat pendingin. Kita mulai dari dinginkan hati dan pikiran kita masing-masing.

“Kita keluar dari hiruk pikuk opini diluar sana, pertajam mata batin kita untuk menentukan pilihan dengan tenang, “ujar Jayadi kepada awak media, Minggu 21 Juli 2024.

Ditambahkannya, bila dari yang terbaik tetep kurang sempurna, memang Allah tidak perintahkan kita untuk bergantung pada siapapun, karnanya mari kita awali komitmen untuk menjadi bagian mengisi perubahan yang baik pada diri kita sendiri.

“Perlunya kedewasaan dalam menyikapi perbedaan pilihan dalam berdemokrasi di setiap wilayah yang memiliki suku dan budaya bermacam-macam tetap bisa bersama-sama tanpa perpecahan,” tambah tokoh Pemuda Cikampek ini.

Menurutnya, perbedaan pandangan maupun pilihan didalam demokrasi merupakan hal lumrah. Apalagi dalam menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) mendatang membuat situasi kian memanas. Namun demikian, kedewasaan dalam menentukan pilihan serta  saling menghormati perbedaan pilihan dalam berdemokrasi menjadi keharusan.

“Saat ini demokrasi di tanah air sedang menghadapi berbagaai ujian. Karena itu dibutuhkan sikap kedewasaan dalam menyikapi perbedaan,” ujarnya.

Demokrasi lanjutnya, merupakan cara dan alat yang  paling tepat dalam menjalankan roda bernegara. Karenanya, kedaulatan sepenuhnya berada di tangan rakyat.

“Ironisnya, acapkali  demokrasi belakangan malah melahirkan beragam persoalan. Seperti konflik horizontal, kampanye SARA, berita hoax, fitnah, money politics, hingga dugaan keberpihakan penyelenggara,” tutur Jayadi.

Jayadi berpendapat, perbedaan dan perdebatan merupakan hal biasa dalam demokrasi. menurutnya, bangsa Indonesia pun dapat menjadi negara besar. Penyebabnya, perdebatan panjang para founding father. Namun, perdebatan itu dilakukan bukan untuk menghancurkan, tetapi dengan semangat saling menguatkan.

Karena itulah, tokoh pemuda yang juga Wakil Ketua Karang Taruna Kabupaten Karawang ini menilai, pemerintah juga seharusnya berterima kasih kepada Masyarakat, Para Aktifis dan Mahasiswa. Pasalnya, di saat pemerintah salah jalan, pihak ini lah yang berperan meluruskan untuk tetap berada dijalan yang lurus.

“Jangan anggap Masyatakat, Para Aktifis dan Mahasiswa sebagai musuh, tetapi jadikan mereka sebagai teman berdemokrasi. Karena  Indonesia yang memiliki suku dan budaya bermacam-macam tetap bisa bersama-sama tanpa perpecahan. “Inilah potret salah satu hikmah perbedaan,” pungkasnya. ***

Tinggalkan Balasan