Suharto Ketua MIO Jatim:   Rachmad Hidayat,  Pahlawan Bagi Tukang Becak di Bangil, Mestinya Dapat Penghargaan

Filesatu.co.id, Bangil |  Nama Rachmad Hidayat rakyat jelata yang akrab dipanggil sebagai Dayat dikenal sangat low profile dan tidak menyombongkan diri, namun namanya sangat dikenal luas di kawasan Kecamatan Bangil (dan sekitar) Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Nama Rachmad Hidayat (Dayat) sangat dikenal dalam kalangan masyarakat bawah termasuk oleh para mantan preman, mantan Wanita Tuna Susila (WTS), para mantan maling, mantan narapidana, para mantan tukang judi, para mantan tukang mabuk dan berbagai kalangan masyarakat kecil lain.

Bacaan Lainnya

 

Bahkan tak jarang orang yang ingin berhenti jadi maling, ingin berhenti jadi preman (ingin berhenti dari hal-hal negatif lain, red.) lantas datang menemui Dayat untuk minta pekerjaan, tidak hanya dengan menjadi tukang becak bentor akan tetapi juga ada yang kemudian jadi tukang jualan es dan pekerjaan ‘kelas – bawah’ lainnya yang mereka butuhkan secara ekonomi untuk bertahan hidup memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok sehari-hari. Pada dasarnya hal-hal negatif kalangan bawah, lebih karena persoalan ekonomi sehari-hari.

Dayat saat ditemui Suharto banyak menceritakan soal kesusksesan  membuat bercak Bedor sehingga mampu membuat orang bisa bekerja.

Sebagai rakyat jelata yang banyak dimintai tolong banyak pihak, Dayat yang kelahiran 1973 sangat dikenal dan dihormati berbagai kalangan rakyat kalangan bawah itu bukan karena super kaya raya akan tetapi karena kepeduliannya.

 

Dayat enggan menceritakan pengalamannya menolong berbagai macam orang tersebut, namun saat ada tamu bernama Suharto ketua Pengurus Wilayah (PW) Media Independen Online (MIO) Jatim, Laskar Merah Putih Jatim, Si Dayat tidak bisa mengelak ketika Suharto mengungkap tentang diri Dayat, sebab Suharto juga sempat ikut cawe-cawe pada awal-awal Dayat merintis jadi ‘pengusaha’ (UMKM) becak bentor pada tahun 2017 dengan modal empat (4) becak lantas menjadi delapan (8) becak hingga kini, 24 September 2022, menjadi sekitar tiga ratus (300) becak lebih.

 

Proses berkembangnya jumlah becak yang dimiliki Dayat, diakui Dayat tidak lepas dari ‘jasa’ Suharto ketu PW MIO Jatim, Laskar Merah Putih Jatim. Jasa itu diantaranya adalah agar Dayat menggratiskan setoran untuk para ‘tukang’ becaknya tiap hari Jumat, yang untuk awal-awal ‘program’ tersebut dengan ‘disubsidi’ Suharto. Menggratiskan sebagai bentuk Shodaqoh. Dengan menggratiskan setoran tiap hari Jumat, juga menjadikan para ‘tukang’ becak juga bisa shodaqoh dengan menggratiskan sebagian penumpang.

 

“Benar yang disampaikan Mas Harto bahwa dengan shodaqoh maka akan memperbesar rezeki kita,” ungkap Dayat ditemui di ‘poskonya’ dimana pada waktu-waktu tertentu akan dipenuhi oleh ratusan tukang becak yang akan setor, hanya sekitar Rp.50 ribu per minggu.

 

Dengan kepedulian yang luar biasa serta membuka ratusan bahkan seribu lebih lapangan pekerjaan itu, Suharto menilai Dayat harusnya sudah mendapatkan penghargaan dari Bupati Pasuruan, bahkan layak mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jatim maupun tingkat nasional misal dari Menteri Sosial atau yang terkait, juga harusnya mengundang perhatian para anggota legislatif Pasuruan maupun yang ada di DPRD Provinsi Jatim maupun DPR RI.

 

“Dayat ini layak mendapatkan penghargaan tidak hanya tingkat kabupaten, tapi juga tingkat provinsi, bahkan pusat. Bahkan harusnya mendapatkan perhatian pemerintah daerah hingga pusat untuk disuport agar bisa lebih banyak membuka lapangan pekerjaan.

“Terbukti meskipun dengan manejemen yang sederhana, namum Dayat telah bisa membuka ratusan lapangan pekerjaan, bahkan seribu lebih. Diperlukan figur seperti Dayat untuk membuka lapangan pekerjaan dibawah,” ungkap Suharto yang juga memikili banyak kepedulian sosial termasuk ‘mengkader’ aktivis LSM, Ormas, jurnalis dan lain-lain ini.

 

Dengan ‘ngetopnya’ Dayat di kalangan bawah wilayah Kecamatan Bangil dan sekitar, bahkan sempat menjadikan banyak partai politik (parpol) yang melamat Dayat untuk menjadi Calon Anggota Legislatif (Caleg) namun hingga kini Dayat belum pernah menyatakan kepastiannya. Yang jelas, Dayat ingin berbuat untuk lebih banyak orang.

 

Bahkan di sela-sela ngobrol dengan tim media ini, ada sejumlah orang datang bergantian, diantaranya untuk pinjam duit Rp.300 ribu untuk membeli kebutuhan-kebutuhan pokok sehari-hari. Pinjaman pun diberikan tanpa bunga. Ada pula yang dibantu secara cuma-cuma, dengan berbagi duit dalam jumlah tertentu sehari-hari.

 

“Dari yang bersama-sama saya kerja, banyak yang sudah berjalan bertahun-tahun,” ungkap Dayat yang memulai usahanya sejak tahun 2017, hingga kini memiliki 300 becak lebih serta membuka berbagai lapangan pekerjaan lain, namun cara hidupnya tetap saja sederhana dan low profile.

Dayat juga ingin kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Sabilul Muttaqin (STAISAM) Kalipuro – Pungging, Mojokerto pimpinan Dr KH Abdul Rokhim SH MH yang beberapa waktu lalu didukung berbagai elemen dideklarasikan Cabup Mojokerto 2024 independen untuk sekaligus meminimalkan pro – kontra Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati dan Wabupnya Muhammad Al Barra.

(Siswahyu).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *