Filesatu.co.id, PRABUMULIH | PROYEK normalisasi yang seharusnya menjadi solusi banjir justru berubah menjadi bencana baru bagi warga Kelurahan Wonosari, Kecamatan Prabumulih Selatan. Bukan hanya tak efektif, proyek ini juga dikerjakan tanpa papan informasi, menimbulkan pertanyaan besar: siapa yang bertanggung jawab atas kekacauan ini?
Berdasarkan investigasi, meski sudah dilakukan normalisasi dan pemasangan talud, warga tetap kebanjiran. Penyebabnya? Panjang talud yang dibangun diduga jauh dari kebutuhan ideal, bahkan pengerjaannya terkesan asal-asalan.
Ketua RT setempat, Sikur, mengaku sama sekali tidak dilibatkan. “Pihak pelaksana tidak ada konfirmasi ke kami. Tidak ada papan proyek yang menjelaskan anggaran, sumber dana, atau waktu pengerjaan. Jujur, kami tidak tahu apa-apa karena saat proyek berlangsung, papan informasi pun tidak ditemukan di lokasi,” ujar Sikur dengan nada kecewa.
Kekesalan juga datang dari Wadi, warga yang rumahnya bersebelahan dengan talud. Menurutnya, proyek ini malah memperparah banjir. “Saat hujan deras, air got meluap ke rumah kami. Talud yang dibangun lebih pendek dari yang seharusnya, jadi air malah mengalir ke rumah warga! Ini proyek ngawur,” tegas Wadi.
Yang lebih mengejutkan, hingga kini tak ada pihak yang bertanggung jawab atas proyek ini. Tanpa informasi resmi, warga pun tak tahu harus mengadu ke mana. Apakah ini proyek siluman? Atau ada sesuatu yang sengaja disembunyikan?
Warga menuntut transparansi dan pertanggungjawaban! Pemerintah harus turun tangan sebelum proyek gagal ini makin merugikan masyarakat. ****
