Proyek Sepi, Tambang Galian C di Gemarang Kurangi Produksi

Filesatu.co.id, Madiun | Madiun, Salah satu tambang di wilayah Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun sempat dikabarkan tutup. Hal tersebut menyusul dengan beredarnya foto pemortalan akses jalan menuju tambang. Berbagai isu muncul, ijin habis hingga konflik dengan warga.

Bacaan Lainnya

Menyikapi hal tersebut, Wilis selaku pemilik perusahaan tambang pun angkat bicara. Saat dikonfirmasi awak media via seluler, menurutnya, tidak beroperasionalnya tambang miliknya itu bukan karena ada permasalahan dengan warga. Apalagi ijin habis seperti yang diisukan.

“Untuk ijin masih panjang kok mas, kalau dengan warga tidak ada masalah, foto pemortalan itu waktu ada kerja bakti warga, agar tidak ada truk masuk, aktivitas kerja bakti tidak terganggu,” terangnya, Kamis (03/03/2022).

Pria kelahiran asli Kare tersebut mengaku terpaksa menutup aktivitas tambang dikarenakan saat ini proyek sedang sepi. Jika dipaksakan, yang ada malah over budget pada cost produksi.

“Saat ini sedang musim hujan, proyek juga masih sepi mas, kita stop sementara, bukan berarti ada permasalahan, namun jika muncul isu-isu penutupan tambang, ya gak papa,” imbuhnya.

Seperti diketahui, Pandemi saat ini belum usai. Dampaknya pun bisa dikatakan merata, baik bagi pelaku usaha kecil, menengah hingga pengusaha besar.

Kondisi pandemi sejak 2020 lalu juga masih berlangsung hingga sekarang. Pemerintah harus melakukan refocusing anggaran di setiap daerah. Sebagian besar anggaran di alihkan ke penanganan covid. Imbasnya, banyak proyek infrastruktur terpaksa diminimalisir.

Filesatu.co.id, Foto: Ndaru, Putra Wilis pemilik tambang saat di lokasi Galian C Gemarang

Apa yang dikatakan Wilis sangat masuk akal. Proyek sepi, tambang harus stop sementara. Kalau cost produksi lebih besar, bisa-bisa tambang miliknya gulung tikar.

Jangankan tambang, perusahaan kelas UMKM saja, pasti pikir-pikir jika berada di posisi yang sama. Sebagai contoh perusahaan tahu, tingginya harga bahan baku sejak awal pandemi 2020 lalu, memaksa pelaku produksi tahu meminimalisir cost produksinya. Bisa dengan cara mengurangi kapasitas, maupun pengurangan tenaga kerja. Hal seperti ini cukup lumrah karena dengan beginilah satu-satunya cara pemilik perusahaan bisa survive di tengah situasi sulit.

Kembali ke Wilis, sekilas namanya familiar dengan salah satu gunung di Jawa Timur, yakni Gunung Wilis. Memang betul, dirinya merupakan pria asli kelahiran Kare, salah satu desa di kaki gunung Wilis. Setelah bertahun-tahun merantau keluar Jawa, kini Wilis kembali ke tanah kelahiran sekaligus menjalankan perusahaan tambangnya di Kecamatan Gemarang, yang mana lokasinya masih berada di kaki gunung Wilis.

Keberadaan tambang miliknya tak hanya berorientasi pada keuntungan. Tambang milik Wilis tersebut sekaligus sebagai pembelajaran bagi Ndaru, putranya yang saat ini tengah menempuh kuliah disalah satu universitas ternama, di Jogjakarta. Tak hanya itu, berdirinya tambang di Gemarang tersebut sekaligus mengangkat ekonomi masyarakat setempat. Pemberdayaan dapat tercover melalui aktivitas tambang. Sementara kedepan, rencananya bekas tambang di gemarang ini bakal dijadikan wisata.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *