Pandemi Tak Kunjung Usai, Wali Murid Mengeluh

FILESATU.CO.ID, BLITAR – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak awal tahun 2020 menimbulkan berbagai gejolak baru. Terjadi banyak sekali perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat yang diakibatkan oleh adanya virus corona tersebut. Jum’at (18/12/20).

Hal ini sangat berpengaruh dalam berbagai segi kehidupan, baik segi ekonomi, pendidikan, dan psikologis adalah tiga dari sekian banyak tatanan yang mengalami perubahan.

Bacaan Lainnya

Perubahan ini tentu saja membawa dampak nyata dan mengejutkan bagi masyarakat. Hal-hal yang awalnya dilakukan dengan tatap muka, kini harus beralih pada zona maya yang kondisinya tergantung pada konektivitas internet juga ketersediaan kuota.

Anjuran untuk melaksanakan kegiatan dari rumah memaksa masyarakat menyesuaikan diri dengan cepat agar tetap dapat melaksanakan kegiatan seperti biasanya. Perubahan aktivitas yang begitu signifikan dari luring menjadi daring tentu membuat masyarakat mengalami keterkejutan yang cukup parah.
Salah satu pihak yang terdampak perubahan ini adalah orang tua, di mana peran mereka pada saat pandemi seperti ini tidak hanya bekerja dan mengurus rumah tangga saja, tetapi juga harus mampu memenuhi peran sebagai guru bagi anak mereka yang masih duduk di bangku sekolah.

Latar belakang orang tua yang berbeda juga dapat mempengaruhi pemahaman mereka terhadap pembelajaran anaknya. Orang tua dengan latar belakang pendidikan (contohnya guru) tentu lebih siap menghadapi perubahan pembelajaran anak mereka. Sementara itu, orang tua yang berlatar belakang pekerja tentu akan mengalami kesulitan tersendiri. Mereka harus mempelajari materi dan mengajarkannya pada anak agar tidak kebingungan. Selain itu, tidak semua orang tua dapat mendampingi anaknya belajar, ada orang tua yang harus bekerja dan tidak bisa mendampingi anaknya.

“Kadang kami bingung, karena kami harus membantu anak kami untuk mengerjakan tugas sekolah, sedangkan tugas yang di kerjakan anak kami kadang kami sama sekali kami tidak tahu, karena kami adalah ibu rumah tangga yang keahliannya memasak, bukan mengajar,”keluh seorang ibu yang anaknya saat ini sedang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.

Seperti yang juga diakui oleh salah satu orang tua murid yang bernama Bejo
“Saat ini tugas kami bertambah, selain mencari nafkah kami juga mesti berfungsi sebagai guru yang mendampingi anak kami belajar, hal ini terpaksa kami lakukan agar pembelajaran yang diserap anak kami tidak hanya seputar pengetahuan saja, tetapi juga dapat mengembangkan keterampilan dan sikap anak.
Selama anak belajar di rumah, otomatis kami juga di tuntut untuk memenuhi fasilitas belajar di rumah agar pembelajaran di rumah ini tetap dapat berjalan dengan lancar,”paparnya.

Selain itu, orang tua juga perlu memotivasi anak mereka agar tidak kehilangan motivasi dalam belajar. Orang tua juga perlu menjelaskan perubahan kondisi dari belajar di sekolah menjadi belajar di rumah agar tidak terjadi kesalahpahaman pada diri anak.
Pendampingan saat anak sedang belajar juga perlu dilakukan orang tua supaya anak lebih terarah dalam pembelajaran.

Penambahan peran orang tua inilah yang kadang membawa dampak pada psikologis orang tua siswa, tidak sedikit orang tua yang mengalami stres, cemas, dan takut yang bersumber dari perubahan akibat pandemi Covid-19. Hal ini diakibatkan terlalu banyaknya hal yang harus dilakukan oleh orang tua. Selain harus bekerja, mengurus rumah, mengawasi anak, dan kegiatan lainnya yang begitu banyak dapat memicu stres akibat sulit mengatur waktu.
Hal lain seperti fasilitas belajar anak (meliputi perangkat elektronik dan jaminan internet) yang harus disediakan orang tua juga dapat memicu membengkaknya pengeluaran orang tua. Sementara ada sebagain dari mereka yang terpaksa harus berhenti bekerja karena kondisi yang ada. Hal ini dapat memicu rasa cemas karena khawatir anak tidak mampu belajar dengan baik akibat minimnya pendampingan.

Berdasarkan hasil riset dengan beberapa orang tua siswa, didapatkan kesimpulan bahwa semenjak diwajibkan bekerja dan belajar dari rumah, kondisi psikologis mereka sering terganggu.
Sulitnya membagi waktu antara bekerja dan mendampingi anak ketika belajar adalah faktor utama mengapa orang tua tersebut mengalami gejolak psikologis seperti stres dan cemas. Diperlukan pendampingan dari dinas terkait agar orang tua yang saat ini memiliki peran ganda tidak mengalami gangguan psikologis yang dapat menganggu aktivitas mereka.(Nurmela Candra)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *