Optimis Ajam dan Gina Bersatu, BPUPPK: Karawang Memerlukan Kepemimpinan Dwi Tunggal

DADAN Suhendarsyah, anggota Badan Penyelidik dan Upaya Penyatuan Pemimpin Karawang (BPUPPK)
DADAN Suhendarsyah, anggota Badan Penyelidik dan Upaya Penyatuan Pemimpin Karawang (BPUPPK)

Filesatu.co.id, KARAWANG | DADAN Suhendarsyah, anggota Badan Penyelidik dan Upaya Penyatuan Pemimpin Karawang (BPUPPK) menyatakan tidak ada yang bisa menggagalkan penyatuan Acep Jamhuri dan Gina Swara, kecuali kehendak Tuhan sendiri. Semangat yang sama-sama menyala di antara kedua tokoh ini menunjukkan bahwa mereka memiliki kesadaran bersama tentang perlunya memperbarui Karawang.

Dikatakan Dadan, mengelola Karawang tidak bisa dilakukan hanya oleh satu atau dua kelompok diperlukan sinergi, kerja sama antar pihak.
“Serta kemampuan untuk mengendalikan ego dan ambisi pribadi maupun kelompok,” ujar Dadan.

Bacaan Lainnya

Menurut Dadan, BPUPPK tidak terlibat dalam menentukan siapa yang akan menjadi calon bupati atau wakil bupati. Namun, ia mencatat bahwa Acep Jamhuri dan Gina Swara telah beberapa kali bertemu secara independen, tanpa paksaan dari pihak manapun.

“Suasananya penuh kehangatan, keinginan untuk berjodoh di antara mereka sudah sangat kelihatan,” jelas Dadan.

Dadan menambahkan bahwa kedua tokoh ini memiliki chemistry yang kuat sejak awal, dan sekarang hanya tinggal menunggu deklarasi resmi.

“Tinggal mempertegas siapa di posisi apa dan waktu deklarasi saja,” ujar Dadan.

Menurutnya, perkembangan komunikasi tersebut tentunya sudah disampaikan ke masing-masing DPP calon Partai Pengusung untuk dijadikan pertimbangan.

“Dari perjalanan itulah, kekhawatiran kami hampir tidak ada bahwa Gerindra akan mengusung calon lain diluar Gina,” tambahnya.

Dikatakan Dadan, Kalo upaya-upaya dan Klaim sich memang ada. Kami menganggap sebagai hal yang wajar saja dilakukan oleh bakal calon dan partai politik.

“Justru kalau manuver dan propaganda tidak dilakukan, kontestasi politik menjadi kehilangan ruhnya,” tegasnya

Mengenai kemungkinan pasangan Ajam-Gina untuk mengalahkan petahana, Dadan mengakui bahwa politik itu dinamis dan tidak bisa diprediksi. Meskipun survei menunjukkan bahwa petahana berada di posisi teratas, BPUPPK telah menganalisa data tersebut dan menemukan bahwa keunggulan petahana tidaklah setinggi yang dipublikasikan.

“Survei internal kami menunjukkan bahwa angka dukungan untuk petahana masih di bawah 45%, yang sangat rentan bagi seorang incumbent,” ungkapnya.

Sementara untuk elektabilitas Gina dan Ajam, Dadan menjelaskan bahwa meskipun Acep Jamhuri dan Gina Swara adalah sosok yang populer, gerakan sosialisasi dan publikasi mereka masih terbatas jika dibandingkan dengan petahana.

“Dengan kekuasaannya, petahana memiliki banyak cara dan fasilitas untuk bergerak, sementara kedua tokoh ini masih dianggap tidak serius mencalonkan beberapa bulan lalu,” jelas Dadan.

Ketika awak media menyinggung terkait BPUPPK menginginkan penyatuan Ajam dan Gina, Dadan menjelaskan Figur Acep Jamhuri ataupun Gina Swara harus diakui memiliki kelebihan sekaligus kekurangan, sehingga diperlukan kesadaran yang dibangun atas semangat Dwi Tunggal, saling mengisi, saling melengkapi, saling menguatkan dan saling mengharumkan (Silih Wangi-keun) diantara kedua figur tersebut.

“Kepemimpinan Dwi Tunggal ini mengacu pada tipe kepemimpinan kolektif kolegial, di mana meskipun berbeda posisi jabatan, keduanya akan selalu terlibat dalam pengambilan keputusan dan menjaga harmoni,” jelas Dadan

Untuk diketahui, BPUPPK adalah Badan Penyelidik dan Upaya Penyatuan Pemimpin Karawang, dimana menurut Dadan, adalah sebuah kelompok ad hoc yang beranggotakan 13 orang dari berbagai latar belakang, termasuk aktivis, pengurus partai, dan individu yang memiliki ikatan emosional dengan Ajam dan Gina.

“Kami terlibat atas nama personal, tidak membawa institusi. Tujuannya memfasilitasi penyatuan kedua sosok calon pemimpin Karawang,” jelas Dadan.

Ketika ditanya tentang keyakinannya apakah Ajam dan Gina akan bersatu, Dadan menjawab dengan optimis bahwa keyakinan mereka sudah mencapai 99%.

“Tinggal 1% lagi adalah takdir yang merupakan kewenangan mutlak dari Tuhan,” tutupnya.

Dadan mengibaratkan BPUPPK seperti kelompok yang menculik dan menekan Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Dengan semangat dan optimisme yang tinggi, BPUPPK berharap bahwa penyatuan Ajam dan Gina akan membawa perubahan positif bagi Karawang, sekaligus memberikan harapan baru bagi masyarakatnya.***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *