Filesatu.co.id, Kota Blitar | Golkar Kota Blitar mengelar Musyawarah Daerah ( Musda ) ke XI Kota Blitar, dengan agenda konsolidasi partai dan pemilihan ketua DPD yang baru, bertempat di Hotel Santika Kota Blitar. Senin ( 29/09/2025 ).
Dalam Musda ke XI ini R.M Hardi Usodo atau akrab disapa Dodok, terpilih kembali menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kota Blitar periode 2025 – 2030.
Hadir dalam Musda tersebut Ketua DPD Golkar Jawa Timur yang juga Anggota DPR RI Ali Mufthi, Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Partai Golkar Jairi Irawan, M.Kp., Walikota Blitar Syauqul Muhibbin, Wakil Ketua DPRD Kota Blitar M Hardita Magdi, Anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Blitar Yasa Kurniawanto, pengurus partai Golkar Kota Blitar, dan juga perwakilan sejumlah partai politik.
Usai acara Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dari Partai Golkar Jairi Irawan, M. KP. menyampaikan bahwa, Partai Golkar harus melakukan lompatan besar agar bisa masuk dan diterima oleh kalangan anak muda. Potensi meraih dukungan Gen Z sebesar 30–40 persen saat ini harus mampu diraih.
“Generasi Z kini menjadi salah satu kekuatan politik terbesar di Indonesia. Dengan jumlah pemilih yang mencapai puluhan juta orang, kelompok yang lahir pada rentang 1997–2012 ini dipandang sebagai penentu arah politik di masa depan,” ungkap Jairi Irawan.
Jairi Irawan juga menyampaikan bahwa, Kesadaran Generasi Gen Z ini terhadap isu demokrasi, pemberantasan korupsi, hingga kelestarian lingkungan hidup menjadikan Gen Z segmen penting yang tidak bisa diabaikan oleh partai politik manapun.
“Anak-anak muda saat ini sangat aware dengan isu-isu demokrasi, korupsi, dan lingkungan. Kalau Golkar ingin masuk ke sana, visi dan misinya harus muda, segar, serta relevan dengan kebutuhan generasi baru,” jelas Jairi.
Meski Golkar sudah berusia 61 tahun, Jairi menilai usia tidak boleh menjadi hambatan. Justru, pengalaman panjang yang dimiliki Golkar bisa menjadi modal besar untuk meyakinkan pemilih muda. Namun, pengalaman itu harus dibungkus dengan pendekatan yang segar, cara komunikasi yang modern, serta komposisi pengurus yang lebih muda.
“ Partai Golkar harus membuat ide-idenya visioner, dan programnya menyentuh anak muda, maka publik akan melihat Golkar sebagai partai yang bertransformasi, bukan sekadar nostalgia masa lalu,” tandas Jairi Irawan.
Transformasi ini juga harus tercermin dalam agenda kerja partai. Misalnya, Golkar harus aktif mengusung isu-isu yang menjadi perhatian anak muda, mulai dari transparansi pemerintahan, komitmen antikorupsi, hingga keberlanjutan lingkungan.
“Isu-isu ini, lanjutnya, tidak hanya dipakai sebagai jargon kampanye, tetapi diwujudkan dalam program konkret yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” imbuh Jairi Irawan.
Jairi Irawan berharap agenda hari ini menjadi refleksi penting bagi Partai Golkar di tengah dinamika politik nasional. Dengan basis sejarah yang kuat, Golkar memang dikenal sebagai partai berpengalaman.
“Dimasa dominasi Gen Z saat ini, kehadiran tokoh muda, ide-ide segar, dan keberanian berinovasi akan menentukan apakah partai beringin bisa tetap relevan di masa depan atau justru ditinggalkan generasi penerus bangsa, ” pungkas Jairi Irawan.(Pram).



