Melawan Lupa Akan Sejarah, Mengulas Kembali Kejadian di Cemetuk pada G30S PKI

FILESATU.CO.ID ( Banyuwangi ) – Keganasan tragedi G30S PKI yang dirasakan rakyat Indonesia khususnya kepada para jendral dan tokoh masyarakat beserta para ulama telah di rasakan di berbagai macam daerah yang berada di wilayah Indonesia.

Seperti halnya di wilayah Kabupaten Banyuwangi, lebih tepatnya di Dusun Cemetuk, Desa Cluring, Kecamatan Cluring. Kejadian yang memakan puluhan korban di kubur di tiga sumur pada tahun 1965 yang lalu. Rabu, (01/10/2020).

Bacaan Lainnya

Menurut Mukharam (75), salah satu saksi kejadian tersebut mengatakan, kejadian tersebut bermula setelah tragedi G30S PKI, adanya siaran radio untuk membubarkan PKI sampai akar-akarnya membuat anggota Gerakan Pemuda Ansor Muncar berniat menyerbu wilayah Dusun Cemetuk yang notabenenya wilayah pelarian anggota PKI tersebut.

“Jadi Cemetuk ini menjadi tempat mengungsian anggota PKI yang dari luar Cemetuk, setelah kejadian G30S sehingga ada siaran radio untuk membubarkan PKI sampai akar-akarnya. Mendengar kabar tersebut, Gerakan Pemuda Ansor berniat menyerbu dan membakar rumah-rumah warga yang ada di Dusun Cemetuk.”Ungkapnya.

Selanjutnya, mendengar anggota Gerakan Pemuda Ansor Muncar akan menyerbu Cemetuk, warga sekitar langsung bersiaga dan bersembunyi dengan menyiapkan senjata dan rencana.

“Ketika anggota Gerakan Pemuda Ansor Muncar melintasi wilayah Dusun Cemetuk, warga sekitar bersembunyi di tepi jalan dengan membawa senjata dan berniat menutup jalan. Setelah truk anggota Ansor sampai di wilayah Karangasem (sekarang menjadi Desa Yosomulyo) dengan melintasi jalan Dusun Cemetuk, jalan Dusun Cemetuk yang dilintasi tadi langsung di tutup dan terjadilah pertempuran.” Tetap Mukharam.

Karena dari anggota PKI yang sudah siap dan bersiaga membuat dari pemuda Ansor kualahan dan menyelamatkan diri.

“Banyak anggota dari Gerakan Pemuda Ansor Muncar yang menyelamatkan diri ketika kejadian tersebut, korban dan orang-orang Ansor yang menyerah dan terbunuh dikumpulkan di salah satu anggota PKI. Setelah selesai magrib langsung dibantai di lokasi lubang buaya dan di buatkan tiga galian tanah tersebut” Tambahnya.

Setelah tiga hari kejadian tersebut, sebanyak 62 pemuda Ansor yang menjadi korban kekejaman PKI yang di kuburkan massal di tiga lubang itu diangkat, dan banyak anggota PKI yang langsung di tangkap.

Kini patung Garuda Pancasila berukuran besar lengkap dan relief peristiwa pembunuhan keji tersebut menjadi salah satu penanda yang mencolok di lokasi Lubang Buaya.

Laporan : Pungki/Eko

Tinggalkan Balasan