Filesatu.co.id, KARAWANG | TINDAKAN Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Karawang yang melaporkan sejumlah pemilik akun media sosial ke Polres Karawang dianggap tindakan yang berlebihan. Hal tersebut disampaikan Pegiat Media Sosial Puga Hilal Bayhaqie.
Dikatakannya, sikap tersebut menunjukan arogansi dari para pelapor di organisasi profesi tersebut.
“Disaat empati publik terarah pada musibah kecelakaan Study Tour yang membawa sejumlah siswa SMK Kencana Depok di Ciater Subang beberapa waktu lalu,” ujar Puga saat ditemui di Pengadilan Negeri Karawang, Rabu 22 Mei 2024.
Tentunya ujarnya, masyarakat yang menggerakkan jarinya untuk mengetik kata-kata kasar dan tak pantas patut mendapat edukasi. Mereka seharusnya mendapat pencerahan agar bijak di media sosial dengan memberikan kritik yang lebih santun.
“Disisi lain kita juga tidak pernah membenarkan kritikan yang bernada penghinaan terhadap profesi guru. Tentunya ini harus menjadi bahan introspeksi bagi PGRI Karawang, mengapa sampai ada pengguna media sosial berbicara se-kasar itu,” ujarnya
Puga menilai yang seharusnya dilakukan PGRI Karawang ada mengklarifikasi segala tudingan yang dilontarkan oleh pengguna media sosial.
“Klarifikasi bisa disampaikan dengan melakukan jumpa pers. Banyak hal yang patut disampaikan oleh pihak PGRI Karawang, berkaitan kegiatan study tour di sejumlah sekolah yang ada di Karawang,” tambahnya.
Apakah ada keuntungan profit kegiatan study tour yang dilakukan pihak sekolah ujar Puga, bila ada untuk apa keuntungan tersebut dipergunakan? Berapa jumlah sekolah yang menggelar dan tidak menggelar kegiatan study tour?
“Apakah siswa dari keluarga tak berkecukupan ikut Study tour, bagaimana mereka bisa membayar biaya tersebut? Apakah pihak sekolah bisa menyampaikan penggunaan dana study tour terbuka dan transparan?,” tandasnya
Disisi lain Puga juga berharap agar Pemkab Karawang segera meniru sejumlah daerah di Indonesia yang secara tegas melarang kegiatan study tour di sekolah. Larangan bukan karena khawatir terjadinya kecelakaan lalu lintas.
“Kalau itu persentasinya sangat kecil, bisa dikata 99,99 persen orang yang ikut Study tour di sekolah, pulang dalam keadaan selamat. Tapi yang perlu “diselamatkan” keuangan orang tua siswa, jangan sampai program study tour jadi beban mereka,” pungkasnya.***