“GNPIP ini diharapkan mampu mengendalikan inflasi di Banyuwangi dengan cara menjaga kestabilan harga pangan,” kata Aldo.
Dijelaskan Aldo, GNPIP dilakukan melalui 7 program unggulan. Terdiri dari dukungan pelaksanaan kegiatan operasi pasar/pasar murah, penguatan ketahanan pangan strategis, perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD), dan dukungan untuk subsidi ongkos angkut.
Juga peningkatan pemanfaatan alsintan dan saprotan, penguatan infrastruktur Teknologi, Informasi, Komunikasi (TIK), serta penguatan koordinasi dan komunikasi untuk menjaga ekspektasi inflasi.
“Dari ke tujuh program tersebut disusun dengan mengedepankan upaya stabilitas harga yang bersifat struktural, forward looking, dan berbasis digital untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional,” ujar Aldo.
Untuk di Banyuwangi, imbuh Aldo, beberapa program unggulan GNPIP yang diimplementasikan di antaranya, pelatihan integrated ecofarming, perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD), menjaga kecukupan stok pangan, hingga digitalisasi pertanian.
Untuk pelatihan ecofarming, dilakukan bersama gabungan kelompok tani (gapoktan) Turi Putih dari Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu. Pelatihan tersebut fokus untuk pengembangan klaster beras dan cabai. Dalam pelaksanaannya, petani diberikan pembinaan dan pelatihan secara kontinyu dari hulu sampai hilir.
“Selain memperkuat produktivitas, kami juga mendorong peningkatan hilirisasi produk pangan sehingga petani bisa mendapatkan nilai tambah,” kata Aldo.
Sedangkan pendampingan BI kepada gapoktan Turi Putih telah berjalan sejak 2021. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan antara lain, pelatihan digital farming komoditas padi, fasilitasi alat digital farming, bantuan 10 ribu bibit cabai, serta fasilitasi pasar.
Bahkan di tahun 2022 BI juga memberikan bantuan berupa 1 unit truk untuk mendukung program Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu. Tahun ini, BI kembali memberikan bantuan alat pertanian berupa Kultivator.
Selanjutnya terkait perluasan KAD, BI memfasilitasi kerjasama Pemkab Banyuwangi bersama Pemkab Buleleng dan Pemkot Denpasar. Kerjasama tersebut ditandai penandatanganan MoU antara Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dengan dua pemerintah daerah di Provinsi Bali tersebut.
“GNPIP mendorong adanya koordinasi antar daerah terhadap pemenuhan pasokan pangan dari daerah yang berlebihan ke daerah yang kekurangan. Dalam kerja sama ini, Banyuwangi sebagai salah satu sentra cabai akan memasok untuk kebutuhan Buleleng dan Denpasar. Sementara Buleleng akan memasok kebutuhan bawang merah ke Banyuwangi. Sehingga saling menguatkan,” kata Aldo.
Sementara itu, Bupati Ipuk menyambut baik program GNPIP. “Terimakasih BI terus mendukung perekonomian di Banyuwangi. Semoga ke depan kita bisa terus memperkuat sinergi dan kolaborasi untuk pengendalian inflasi,” kata Ipuk.
Ipuk, juga terus mendorong gerakan peduli inflasi berbasis rumah tangga dan desa. Salah satunya, menggerakkan ASN dan seluruh masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam sayur-mayur. Misalnya, cabai, bawang merah, hingga beternak dalam skala kecil.
“Kami juga mendorong desa untuk menganggarkan 20 persen Dana Desa untuk mendukung ketahanan pangan dan hewani,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Ipuk juga melakukan panen cabai di lahan tumpang sari buah naga milik Gapoktan Turi Putih.
Hadir dalam kesempatan tersebut, anggota Komisi XI DPR RI, Zulfikar Arse Sadikin, Kepala Tim Implementasi KEKDA Bank Indonesia Provinsi Bali, Beny Okta Tutuarima, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Buleleng, Ni Made Rousmini, Asisten Administrasi Pemerintahan Setda Kota Denpasar, I Made Toya, Direktur Perumda Arga Nayottama, Made Agus Yudiarsana,