Filesatu.co.id, Banyuwangi | Di balik jeruji besi, hak atas layanan kesehatan tetap menjadi prioritas. Lapas Kelas IIA Banyuwangi menunjukkan komitmen kuat dalam menjamin hak tersebut dengan menggencarkan layanan Mobile Voluntary Counseling and Testing (VCT), yakni pemeriksaan dan konseling HIV secara keliling bagi para warga binaan.
Bekerja sama dengan Puskesmas Mojopanggung dan Dinas Kesehatan Banyuwangi, program ini menyentuh sisi paling mendasar dari hak asasi manusia, akses terhadap layanan kesehatan yang setara, termasuk bagi mereka yang tengah menjalani masa pidana.
“Siapa pun berhak mendapatkan layanan kesehatan, termasuk warga binaan. Mobile VCT ini menjadi jembatan kami untuk memastikan mereka mendapat deteksi dini, edukasi, dan konseling terkait HIV/AIDS,” ujar Kalapas Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa, saat kegiatan berlangsung pada Selasa (24/6/2025).
Tak sekedar tes, kegiatan ini juga menyertakan sesi konseling sebelum dan sesudah pemeriksaan. Tujuannya, bukan hanya menemukan kasus HIV lebih awal, tapi juga membangun pemahaman tentang pencegahan dan pentingnya gaya hidup sehat di lingkungan tertutup seperti lapas.
“Dengan langkah ini, kami bisa segera menangani jika ada yang positif, sekaligus menekan risiko penularan di dalam lapas,” imbuh Wayan.
Bagi warga binaan, program ini menjadi kesempatan untuk mendapat informasi dan layanan medis yang sebelumnya sulit diakses. Kegiatan ini pun menjadi bagian dari upaya menghapus stigma, sekaligus membuktikan bahwa lapas tak hanya sebagai tempat pembinaan hukum, tetapi juga pembinaan kesehatan.
Program Mobile VCT rencananya akan terus dilaksanakan secara berkala, menjadikannya sebagai bagian dari sistem layanan kesehatan berkelanjutan di lingkungan Lapas Banyuwangi.
Sinergi lintas instansi ini juga menjadi bukti bahwa perlindungan kesehatan tidak mengenal batas tembok, dan semua pihak punya andil dalam menjaga martabat manusia di mana pun berada.
