Etape Akhir Tour de Ijen, Pembalap Ditantang Wajib Taklukan Jalur KOM

Pembalap Tour de Ijen Melintasi jalur datar kawasan Genteng sebelum menuju area KOM arah finish di Palthuding.

Filesatu.co.id, Banyuwangi |Di etape terkahir gelaran Balapan Tour de Banyuwangi Ijen menjadikan tantangan bagi para peserta balap untuk menaklukkan tikungan dan tanjakan. Terbukti pembalap harus bisa menaklukan jalur neraka King of Mountain (KOM) yang merupakan tersulit di Asia, yakni Gunung Ijen.

Bacaan Lainnya

Track ke Gunung Ijen salah satu yang paling menantang dan paling sulit di Asia. Banyak pembalap dari berbagai negara datang untuk menaklukkan Ijen,” kata Race Director ITdBI, Jamaludin Mahmud,.

Berdasarkan pengalaman dari delapan gelaran Tour de Banyuwangi Ijen banyak pembalap yang rontok saat melalui lintasan Gunung Ijen. Karena itu pembalap yang berhasil menjadi yang tercepat di etape ini, hampir pasti keluar sebagai juara Tour de Banyuwangi Ijen.Pe

Etape keempat memiliki jarak lintasan 167,8 kilometer (km) dengan mengambil titik start di Pantai Marina Boom dan finish di Paltuding Gunung Ijen. Rute ini didominasi dengan tanjakan naik-turun. Jalur flat relatif minim jika dibandingkan tiga etape sebelumnya.

Usai lepas dari titik start, para rider bakal melewati jalur mendatar di kilometer awal. Setelahnya, mereka bakal diuji dengan tanjakan awal di KOM 13 Pesucen di Kecamatan Giri.

Berikutnya, pembalap kembali melintasi jalur datar dengan tiga titik sprint, yakni di KM 61,4 RTH Maron Genteng, KM 87,5 Jajag, dan KM 128,1 Pakis. Para pembalap sprinter  harus memanfaatkan momentum di rute-rute ini.

Setelahnya, para rider harus mulai menyiapkan diri di jalur tanjakan. Sebab masih ada dua titik KOM yang ekstrem di sisa jalur menuju finish. KOM kedua berada di KM 144,9 Kalibendo. Sementara KOM terakhir di KM 162 Gunung Rante, Ijen.

KOM terakhir ini merupakan “tanjakan neraka” bagi para pembalap. Tanjakan ini memiliki tipe hors cateforie (HC). Ini merupakan tanjakan terberat se-Asia dalam ajang balap sepeda dunia dengan kondisi jalur curam dan menantang.

“Etape ini merupakan pembuktian raja tanjakan karena rutenya didominasi tanjakan yang cukup berat, sehingga membutuhkan tanjakan ekstra untuk menaklukkan etape ini,” kata Chairman TdBI Guntur Priambodo.

Rute ini sekaligus menjadi ajang pembuktian bagi para climber yang ikut serta dalam Tour de Banyuwangi Ijen seperti Mehrawi Kudus (Terengganu Cycling Team Malaysia), Thomas Lebas (Kinan Cycling Team), dan  Adne van Engelen (Roojai Insurance Cycling Thailand).

Tak kalah juga climber Indonesia seperti Muh Imam Arifin (Nusantara), Abdul Sholeh (BRCC),  dan Jamalidin Novardianto (Dr J).

Bagi Imam Arifin, etape ini sekaligus kesempatan untuk mempertahankan posisi di klasemen tertinggi. Tapi, pembalap-pembalap lain punya kans besar untuk mendaki rute di kaki Gunung Ijen dengan lebih cepat.

Pemenang etape tiga Tour de Banyuwangi Ijen Oskar Ferei Nisu dari Quick Panda Podium Mongolia Team bahkan menganggap tanjakan di etape terakhir sebagai sesuatu yang bakal sulit ditaklukan.

“Sepertinya akan berat. Saya sudah mendapat informasi dari beberapa pembalap, bahwa etape ini merupakan yang terberat dengan tanjakan-tanjakan ekstrem,” kata dia. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *