Filesatu,co,id.Jember |Derita petani kali ini akan bertambah, sudah lebih seminggu ini selain sulit mendapatkan pupuk subsidi harganya pun naik, seperti yang dialami oleh petani yang berada di desa Sumberjati kecamatan Silo
Pak Yo (Panggilan akrabnya) salah seorang petani asal desa Sumberjati mengatakan di saat adanya pandemi Covid-19 justru petani ikut menjerit.
Pasalnya, harga pupuk tanaman saat ini mahal. Bahkan, petani harus membayar harga pupuk subsidi dengan harga lebih.
Bukan hanya mahal untuk mendapat pupukpun sulit ditengarai sudah hampir satu minggu ini petani kesulitan untuk mendapatkan pupuk urea bersubsidi bila adapun harganya sudah selangit.
Diceritakan Pak Yo, kios pupuk milik H. Haris dalam penjualannya 1 sak ( 50 kg) pupuk urea bersubsidi seharga 200 ribu rupiah.
Menurutnya, harga dalam 1 kwintal urea bersubsidi bisa mencapai 400 ribuan padahal harga eceran tertinggi (HET)Rp 2.250/Kg atau Rp.225.000/kwintal.
“Kami berharap pada pihak pihak yang berwajib untuk melakukan sidak pada kios kios pupuk yang dengan sengaja menjual harga di atas harga HET, karena sangat merugikan bagi para petani apalagi saat ini sangat dibutuhkan untuk tanam padi.
Apabila para kios kios pupuk terbukti melanggar dengan menjual diatas HET supaya pihak yang berwenang untuk mencabut Sjupnya untuk pembelajaran bagiyang lain.”keluhnya. Kamis (30/12/2021).
Senada, Abdul hamid warga desa Gambiran kecamatan Kalisat saat dikonfirmasi Media ini mengatakan “kenapa justru saat musim
tanam pupuk urea langka, adapun harganya naik dua kali lipat itupun sudah berlangsung lebih satu
munggu padahal pupuk urea sangat kami butuhkan.
“Kami berharap pada Disperindag dan Dinas Pertanian Jember untuk melakukan sidak pada kios kios yang menjual pupuk dengan menjual di atas harga eceran tertinggi agar diberikan sanksi tegas bila perlu cabut ijin usahanya.” Cetus Hamid.
Sementara dikomfirmasi terpisah pemilik kios Mitra Tani Sejati H Haris mengatakan kesulitan stock barang untuk pupuk urea bersubsidi.
Bahlan H.Haris mengakui untuk mendapatkan pupuk setiap tahunnya hanya memperoleh kuota 500 ton dan itupun untuk mencukupi kebutuhan petani yang ada di desa Sumberjati.
” Dengan begitu untuk memenuhi kebutuhan petani kami mendapatkan pupuk urea bersubsidi dari luar kabupaten jember, dari Madura bahkan Kabupaten Bondowoso,” akunya.
“Untuk saat ini sudah hampir satu minggu harga urea saya jual Rp 200.000 per sak (50 kg) dan untuk
yang lain tidak ada kenaikan harga termasuk ZA, Phoska dan ini akan berlangsung hingga akhir tahun ini
saja, untuk bulan Januari kemungkinan akan kembali normal karena pasokan pupuk akan mulai mengalir ke kios,” pungkasnya ( Tog).