Filesatu.co.id.Jember | Kesenian tradisional lambat laun mulai ditinggalkan generasi muda. Kehadiran seni modern membuat tradisi leluhur kerap dilupakan. Namun dengan adanya sosok Lorensa Tri Wulandari
membuatnya kembali lestari. Terutama kesenian jaranan. Itu karena putri yang lahir di Jember 25-11-2008 yang juga siswi Mts Miftahul ulum kelas 7 Ajung Jember , asal dusun Talang Desa Jenggawah, Kecamatan Jenggawah, itu mencoba mengkreasikan tari jaranan hingga sangat memukau pengunjung setiap dia tampil.
Adanya pandemi Covid-19 membuat sejumlah pagelaran seni tradisi ditiadakan. Lantas membuat para seniman kehilangan pendapatan. Namun, tidak menyurutkan semangat orang yang bergelut dunia seni terus berkarya.
Lorensa Tri Wulandari misalnya. Putri asal Desa Jenggawah, Kecamatan Jenggawah ini tetap semangat terus berlatih. Bahkan tempat berlatih dari tempat tinggalnya mencapai puluhan KM menuju sanggar Putra Tanjung yang terletak di desa Balung lor.kecamatan Balung .
Pantang menyerah walau jarak yang ditempuh cukup jauh tetap disiplin untuk menimba ilmu belajar Tari di Sanggar Putra Tanjung agar tariannya berkualitas.
Kesibukannya dia tunjukkan disaat Filesatu.co.id bertandang ditempat latihan Tari jaranan yang telah dibangunnya sejak masih sekolah Taman kanak kanak belajar otodidak. Senin (4/10/2021).
Tampak lorenza, sapaan akrabnya tengah duduk bersila sembari fokus belajar menari yang didampingi oleh pelatih sanggar Putra Tanjung. Tangannya cukup cekatan ketika melakukan gerakan gerakan tari jaranan sehingga pelatih dan penonton sangat bangga dengan penampilannya yang piawai membuat penonton saling bertepuk tangan. Sembari menyelesaikan latihan tari jaranan, Lorenzo bercerita jika seni tari jaranan tradisi sudah dia kenal sejak kecil. Dia mengenalnya dari vidio. sekarang bergabung dengan sanggar tari putra tanjung.
Namun dalam dunia seni itu, Lorenzo lebih suka menari Jaranan . “Kalau ditanya bisa menari, jawabnya bisa. Karena dulu masih kecil juga belajar. Tapi untuk sekarang ini lebih mantapnya sejak bergabung dengan sanggar Putra Tanjung banyak sekali ilmu tari yang kami dapatkan,” katanya.
Hal ini ditunjukkan Larenzo bukan tanpa alasan, melainkan memang ingin menunjukkan penampilan seorang penari jaranan yang lebih fresh dan menarik. Serta mengubah image jaranan yang identik dengan kesenian orang tua menjadi sebuah tradisi yang digemari anak muda-muda. “Lihat sekarang, penarinya cantik-cantik dan ganteng. Kostumnya juga beda, lebih menarik dan ceria sehingga banyak disukai kalangan muda,” terangnya.
Dikisahkan kembali, Larenzo mengaku mulai serius menggeluti tari jaranan ini sejak sekolah di Taman kanak kanak (TK) Ketika itu, ada permintaan ayahnya untuk tampilkan tari jaranan. Ayahnya tahu kalau lorenzo hobi Tari Jaranan.
Filesatu.co.id Jember “Awalnya Setelah lima bulan berlatih di Sanggar Putra Tanjung, tepatnya sejak bulan Juni 2021 permintaan penampilan tari Jaranan sangat meningkat. Apalagi banyak pentas jaranan.
Sementara pimpinan Sanggar Putra Tanjung, Bambang Sugiarto mengatakan bahwa Sanggar Putra Tanjung merupakan sanggar yang mengantongi Badan Hukum dari kementerian Menkumham.
“Sanggar Putra Tanjung sebagai wadah untuk pengembangan bakat khususnya bidang tari jaranan .Yang terletak di dusun krajan desa balung lor kecamatan Balung kabupaten Jember.
” Tari jaranan yang dikreasikan menjadi tarian yang berkwalitas.sehingga menjadi Icon Kabupaten Jember.
“Kami berharap pandemi segera mereda, pentas seni diperbolehkan jalan. Agar tari tradisional jaranan terus bisa dinikmati masyarakat dan seniman bisa mendapat penghasilan lagi.” Pungkasnya (Tog/F1).