Filesatu.co.id, Banyuwangi – Tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Yunice di perairan laut selat Bali masih menyisakan kenyataan pahit bagi salah seorang penumpang.
Bersyukur masih diberikan kesempatan hidup mungkin itu kata yang tepat.Meski berjuang hidup mati menyelamatkan diri dan selamat tanpa alat pelampung ( life jacket).
Kris Dwi Saputra penumpang KMP Yunice warga asal desa Kuta wuluh kecamatan Purworejo kabupaten Banjarnegara mengisahkan detik detik tenggelamnya dan perjuangan hidup mati dirinya saat berenang tanpa life jaket.
Sebelumnya dikisahkan detik detik tenggelamnya Kapal Yunice pada Media ini, Kris awalnya sempat menanyakan pada salah satu petugas kapal yang mengetahui kondisi kapal sudah dalam keadaan terisi air laut
“Pertama kali saya masuk ke kapal itu saya diarahkan petugas untuk parkir di sebelah kiri, begitu posisi mobil saya berhenti entah kenapa pikiran saya gak enak dan langsung menanyakan ke petugas.
“Kok sudah banyak air masuk pak ,” kata kris menanyakan pada petugas.
“Entah petugas atau crew apa saya tidak tahu, dia hanya menjawab “tidak apa apa mas, ini hanya proses loading pengisian, mungkin masih belum merata pengisian semuanya,” kata Kris menirukan petugas tersebut. Rabu (30/6/2021).
Diwaktu itu, masih kata Kris, air sudah hampir dibawah lutut kaki dan kondisi kapal masih dilanjutkan pengisian penumpang.
“Waktu itu apa yang disampaikan petugas saya terima akal sehat Karena kapal memang belum penuh, jadi belum rata kebetulan posisi paling sebelah kiri dan saya no 6 kendaraan yang masuk kapal,”
“Setelah kapal jalan beberapa menit saya turun dari mobil dan sempat bikin histori, saat itu air semakin banyak, dengan waktu bersamaan teman saya yang di atas telepon memberitahukan Kalau kapal sudah oling dan sudah miring,” kisah Kris dibuktikan dengan videonya.
Terlihat didalam videonya saat mengambil videonya menunjukan air yang sudah masuk kapal.
” Ya Allah mobile berenang lur kampul kampul air masuk kapal gaswat gaswat,” suara Kris dalam video berdurasi sektar 24 detik
Berlangsungnya kejadian lanjut Kris, bersamaan tenggelamnya kapal secara kejiwaan renang yang dimiliki dengan sekuat tenaga melawan arus berenang menuju ke atas kapal yang sudah dalam keadaan terbalik.
“Saya berusaha berenang ke atas, tanpa alat pelampung, setelah berhasil ke atas kapal sekitarr 30 menit ada kapal dan itupun kapal tidak berani mendekat ada jarak sekitar 20 meter kemudian saya berenang ke kapal itu,” tambah Kris saat dikonfirmasi filesatu.co.id di kantor Perkumpulan Pengemudi STIB di jalan Brawijaya gang Tribuana no 09.
Diketahui Kris, seorang sopir bersama satu orang temannya bernama Eko setiawan warga desa Slirid kecamatan Madukara kabupaten Banjarnegara.
Keduanya membawa muatan buah salak dari Purbalingga hendak menuju Bali menggunakan kendaraan jenis truk colt deasel bermuatan sekitar 8 ton.
Disampaikan Kris, berangkat dari Purbalingga sekitar jam 02:00 WIB sampai ke ASDP Banyuwangi sekitar jam 17;00 WIB dan diarahkan ke Dermaga 1.
“Kerugian salak saja diperkirakan 150 juta belum kendaraan,” ungkap Kris.
Atas kejadian tenggelamnya kapal Yunice Kris berharap kedepannya bisa lebih baik pelayanan pihak Dermaga karena menyangkut banyak nyawa,” sambung Kris. (red filesatu)