Filesatu.co.id, BLITAR | LSM GPI menyoroti kinerja yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo Wlingi, antara lain perusahaan yang sudah BLUD akan tetapi disinyalir masih mendapatkan anggaran besar untuk pelayanan dan pembangunan yang ada, tetapi banyak keluhan pelayanan yang dirasakan oleh beberapa pasien.
LSM GPI menyoroti banyak ASN dilingkup pemerintah kabupaten Blitar yang enggan berobat atau mengecek kesehatan di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, karena pelayanan yang dinilai kurang baik oleh mereka.
Masukkan tersebut menjadi cambuk untuk terus berbenah untuk bisa memberikan layanan prima kepada masyarakatnya. Kini, RSUD Ngudi Waluyo telah memiliki sejumlah inovasi layanan yang tujuannya untuk mempermudah masyarakat atau pasiennya.
Hal ini disampaikan oleh Direktur RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Dr. Endah Woro Utami melalui Kasi Humas Mustiko yang menghadiri undangan komisi I dalam rapat dengar pendapat, bertempat di ruang rapat DPRD kabupaten Blitar, Senen, (18/09/2023).
Ia menjelaskan, pertama adalah pengurangan biaya pengobatan mulai dari ruang UGD, rawat jalan hingga rawat inap. Namun, layanan ini diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu dengan membawa sejumlah persyaratan seperti membawa surat pengakuan dari orang yang sakit dan pihak keluarga.
Dengan membawa surat keterangan dari pihak desa dan menyebutkan yang bersangkutan merupakan keluarga kurang mampu. Selanjutnya akan diverifikasi oleh tim rumah sakit, jika memang kondisi benar benar tidak mampu maka bisa mendapat pelayanan gratis tersebut.
“Terkait dengan pengurangan biaya pengobatan ini memang sudah berjalan dan berlaku bagi masyarakat Kabupaten Blitar yang kurang mampu. Pasien cukup membawa surat pengakuan dari dirinya dan keluarga, serta membawa surat keterangan dari pihak desa. Nanti tim kami akan lakukan verifikasi untuk menentukan bisa atau tidaknya mendapat layanan gratis ini,” jelas Mustiko.
Mustiko menyampaikan bahwa, selanjutnya inovasi layanan yang kedua adalah melalui Wlingi emergency medical service (WINGS), rumah sakit milik daerah tersebut mempercepat layanan kesehatan. Terutama terkait kegawatdaruratan, dimana hal itu diyakini mampu mengurangi risiko kematian alias meningkatkan potensi keberhasilan dalam pelayanan kesehatan. Layanan ini aktif selama 24 jam, dan masyarakat bisa menghubungi contact person yang tertera.
Layanan yang ketiga adalah, RS Ngudi Waluyo Wlingi memberikan layanan pengantaran obat secara gratis ke rumah pasien. Namun, layanan ini hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang rawan, artinya seperti ibu hamil, bayi, anak anak, orang tua, dan disabilitas.
“Oh iya kami juga punya layanan WINGS yang bisa sewaktu waktu dihubungi jika terjadi kegawatdaruratan. Kemudian kami juga memberikan layanan pengantaran obat secara gratis kepada pasien ibu hamil, anak anak, bayi dan disabilitas. Jadi mereka tidak perlu antri panjang dan tinggal menunggu di rumah,” ujar Mustiko.
Lebih lanjut, Mustiko menambahkan bagi ibu hamil di Kabupaten Blitar yang melahirkan bayi di RSUD Ngudi Waluyo akan mendapat paket layanan perubahan Kartu Keluarga (KK) dan mendapat akta anak.
Inovasi ini menjadi salah upaya kami RSUD Wlingi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat kabupaten Blitar secara umum, ini juga menjawab apa yang menjadi uneg-uneg LSM GPI yang disampaikan dalam rapat dengar pendapat pada hari ini, tutup Mustiko mengakhiri wawancara.(Pram).