Filesatu.co.id, Bangli -Bali | bertempat di ruang rehabilitasi Lapas Narkotika Kelas IIA Bangli, sebanyak 60 orang Warga Binaan Pemasyaraktan (WBP) Lapas Narkotika Bangli mengikuti pelatihan pengolahan limbah sampah organik menjadi Eco Enzyme yang diklaim merupakan cairan serbaguna tanpa bahan kimia hasil dari fermentasi sampah organik, Senin (27/6/2033).
Kegiatan pelatihan pembuatan Eco Enzyme ini dilakukan dalam rangka menyambut peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) sekaligus melestarikan lingkungan hidup yang bekerjasama dengan Gerakan Bersih-Bersih Bali dan Komunitas Pusaka Indonesia.
Kepala Lapas Narkotika Bangli, Agus Pritiatno mendukung penuh kegiatan ini. Kalapas juga mengucapkan terima kasih kepada tim dari Gerakan Bersih-Bersih Bali dan Komunitas Pusaka Indonesia yang telah memperkenalkan Eco Enzyme dan mendukung memfasilitasi kegiatan ini sehingga WBP mendapatkan kesempatan mempelajari pengetahuan tentang Eco Enzyme.
Selanjutnya Kalapas menyampaikan bahwa pelatihan ini diselenggarakan untuk meningkatkan kreatifitas dan produktifitas WBP sebagai bagian dari pembinaan keterampilan kemandirian sehingga setelah mereka selesai menjalani masa pidananya, para WBP dapat menyebarluaskan ilmu ini kepada orang disekitar mereka.
“Saya sangat mendukung penuh kegiatan ini, karena aka nada banyak manfaat dan produk yang akan kita hasilkan dari pembuatan Eco Enzyme ini seperti cairan pembersih, sabun, detergen, pengharum ruangan, obat luka, mencegah sariawan, pembasmi hama bahkan sampai mengurangi polusi udara. Kegiatan ini juga kita lakukan sebagai bekal WBP setelah bebas nanti hingga dapat menyebarluaskan ilmu ini kepada orang disekitarnya,” ucap kalapas.
Agus Norma selaku ketua Gerakan Bersih-Bersih Bali mengawali pelatihan ini dengan memberikan materi terkait Eco Enzyme. Ia memaparkan apa itu Eco Enzyme, apa saja manfaatnya dan bagaimana cara pembuatannya. Selanjutnya dilakukan praktek pembuatan langsung Eco Enzyme dengan bahan-bahan yang telah disiapkan seperti buah-buahan dan sayuran, gula merah dan air.
Para WBP terbagi menjadi beberapa kelompok dengan tugas berbeda mulai dari memotong bahan, melarutkan gula merah dalam air dan mencampur seluruh bahan. Para WBP terlihat sangat antusias karena pelatihan ini merupakan yang pertama kali dilakukan. Hasilnya, saat ini para WBP telah membuat enam galon cairan Eco Enzyme dimana hasilnya akan dituai dalam tiga bulan mendatang.
Agus Norma menyampaikan kalau proses fermentasi akan berlangsung selama tiga bulan, bulan pertama akan menghasilkan alcohol, kemudian bulan kedua akan menghasilkan cuka dan pada bulan ketiga akan menghasilkan enzyme.
“Pada bulan ketiga, Eco Enzyme sudah bisa dipanen, caranya adalah dengan menyaring menggunakan kain bersih dan akan menghasilkan cairan berwarna kecoklatan dengan aroma asam segar. Namun warna Eco Enzyme dapat bervariasi dari coklat muda hingga coklat tua tergantung dari jenis bahan dan gula yang digunakan,” terang Agus Norma.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bali Anggiat Napitupulu mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh WBP Lapas Narkotika Kelas IIA Bangli tersebut. Anggiat berharap dengan pembinaan ini, para WBP nantinya dapat memiliki ilmu pengatahuan dan kemampuan yang dapat bermanfaat di masyarakat setelah bebas nanti.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Semoga dengan kegiatan ini para WBP Lapas Narkotika Bangli memiliki bekal yang bermanfaat di masyarakat setelah bebas nanti.” ucap Anggiat.
Laporan : Benthar/Hms