Ketua Asidewi, Andi Yuwono, S.Sos., M.Si. Berada di B30 Berlatar Tengger
filesatu.co.id , Blitar – Pandemi telah mengubah mindset berwisata masyarakat yang sebelumnya mewah, mahal, gemerlap; menjadi wisata mengenali lingkungan sekitar yang lebih dalam. respek kelokalan akibat upaya melindungi kawasan dengan memberlakukan pembatasan-pembatasan sosial.
sebagaimana yang disampaikan Ketua Asidewi Andi Yuwono, S.Sos., M.Si., kepada Filesatu, saat berkunjung ke rumahnya, Sabtu, (16/8/2020)
“pariwisata adalah memang sektor bisnis yang tidak ada matinya, namun dalam masa pandemi ini merupakan salah satu sektor yang sangat terpukul, ini belumlah titik akhir, artinya kalau kita mau eksis harus bisa living harmoni with pandemi, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan yang di tetapkan WHO dan pemerintah Indonesia,”ujar pria kelaharian Blitar tersebut
“pengelolaan pariwisata saat ini tidak cukup dengan penerapan “Sapta Pesona”, (aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan), itu semua telah dilakukan oleh destinasi wisata, sekarang di perah menjadi pariwisata yang Clean, Healt, Safety and Environmental Friendly (CHSE). hal itu berlaku buat semua destinasi wisata terutama buat Desa wisata (Dewi),”imbuhnya.
Asosiasi Desa Wisata Indonesia (Asidewi), telah melakukan sosialisasi di berbagai daerah di Indonesia untuk mengkampanyekan CHSE, dimana wisata yang bersih, sehat, aman dan berwawasan lingkungan, wajib di penuhi oleh pengelola destinasi jika tetap mau eksis di pasar pariwisata yang di minati di dunia tatanan baru akibat pandemi ini.
Berbagai daerah sudah mulai membuka kembali destinasi wisata, namun jumlah kunjungan belum sesuai yang di harapan, walaupun beberapa titik destinasi terlihat sudah lebih dari normal.
“pengunjung yang masih sepi di sebagian besar destinasi yang telah di buka, itu tidak lepas dari keengganan pengujung terhadap standart baru. namun beberapa destinasi sudah normal seperti di Sedia Kala Banyuwani ini sudah lebih dari normal, karena dukungan regulasi pemerintah Banyuwangi orang yang berkunjung sudah merasa aman, dan desa wisata Tamansari di Ijen, merupakan desa wisata yang tak ada matinya walaupun disaat pandemi seperti sekarang ini, karena masyarakatnya sejak awal telah melakukan CHSE itu,”ungkap Andi Yuwono dalam paparan hasil kunjungannya diberbagai daerah
Pada kesempatan yang sama, Andi Katib juga menyoroti kesiapan Blitar dan daerah lain dalam menghadapi tatanan pariwisata baru.
“untuk daerah Blitar dan daerah lain mestinya cepat beradaptasi dan mencontoh, karena kedepan wajah pariwisata yang Bersih, Sehat, Aman dan Berwawasan lingkungan; akan menjadi standart baru pariwisata yang bisa di terima masyarakat, sehingga sangat perlu mempetakan kapasitas pengunjung di setiap destinasi untuk memastikan CHSE bisa dilaksanakan dengan baik. ”. Pungkasnya.
Laporan: Anam