Filesatu.co.id, Blitar | Gendro Wulandari, perempuan asal Karangnongko Desa Modangan, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar menginap di halaman kantor Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Kanigoro, Blitar. Carut marut proses redistribusi bekas Perkebunan di tanah kelahirannya, yang membuat dirinya nekat melakukannya.
Aksi itu dia lakukan karena Bupati Blitar, Rini Syarifah tak kunjung menemui dirinya dan 54 warga Karangnongko yang senasib dengannya, saat menggelar aksi demontrasi di halaman Pemkab Blitar, Rabu, (21/12/2022).
“Saya ingin bertahan di sini sampai bertemu Mak Rini (Bupati Blitar). Apa sih susahnya menemui warganya,” ungkap Gendro.
Terkait alasannya harus bertemu Bupati, Gendro menegaskan, Bupati Rini juga harus bertanggung jawab atas carut marutnya penyelesaian masalah tanah Redis di Karangnongko, Desa Modangan, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.
“Redis Karangnongko itu kan carut marut gak karuan. Mak Rini tetap duduk-duduk manis saja, tapi kami di bawah sengsara,” jelas Gendro.
Dirinya juga meminta Bupati Blitar untuk memberikan penjelasan terkait proses redis tanah di Karangnongko.
“Saya akan menunggu Bupati di sini (halaman Pemkab Blitar) berhari hari tidak apa-apa,” tegas Gendro.
Disinggung, apabila nantinya tidak bisa bertemu bupati, dirinya tetap akan bersikukuh bertahan meminta orang nomor satu di Kabupaten Blitar menemuinya.
“Meskipun tadi kami ditemui pihak lain (perwakilan Pemkab Blitar) bagi saya mereka tidak bisa mengambil keputusan,” katanya.
Sebelum memutuskan untuk menginap di halaman Pemkab Blitar, massa yang berjumlah puluhan orang itu menggelar aksi di Kantor DPRD Kabupaten Blitar, Kantor BPN, dan Pemkab Blitar.
Dalam tuntutannya mereka mendesak pemerintah daerah untuk hadir dalam mengatasi permasalahan redis tanah di Karangnongko Modangan.
Sampai tiga hari bertahan di bawah tiang bendera kantor KanKab Kanigoro Blitar, pihak Kades dan perangkat desa Modangan juga belum tampak menemui warganya yang menuntut keadilan kepada Bupati Rini Syarifah. (Pram).