BERITAFILESATU,CO.ID, BANYUWANGI-Kasus pemotongan dana santunan bagi anak yatim di SDN 3 SUMBERAGUNG menuai polemik, Jum’at (02/10/2020).
Pihak Sekolah SDN 3 SUMBERAGUNG saat di konfirmasi bersama anggota pemerhati pendidikan mengatakan “Kami tidak melakukan pemotongan, setelah anak tersebut mendapat uang santunan, kami berkomunikasi dengan orangtua murid dan mereka mengijinkan untuk di potong guna mbayar PSM, memang betul yang bertanda tangan di kwitansi saya, namun saya hanya di titipi, uangnya saya setorkan pada bendahara. Uang itu dalam hal ini digunakan untuk pembangunan pagar sekolah PSM dan BBS,” papar Sugati, guru yang bertanda tangan di kwitansi pemotongan uang santunan.
Read Other Articles :
IDAI Jatim Dukung PJJ Anak Sekolah Sampai Desember 2020
Ketika ditanya apakah hal tersebut diperbolehkan, Sugati mengatakan “Semua kan sudah di sepakati, jadi apa saya salah?kalau terkait BBS itu karena uang dari BOS yang 20 persen tidak cukup untuk membeli buku bagi semua siswa,” jelasnya.
“Kami sudah melaporkan semua kegiatan dan semua yang kami lakukan pada murid, boleh tidak boleh kalau atasan yaitu KORWIL SATDIK sudah mengijinkan kan sudah tidak ada masalah,” ucap Iswaji salah satu guru kelas.
Terkait apakah ada ijin lisan maupun tertulis dari SATKORWIL SATDIK Iswaji menambahkan, “Kalau ingin jelas tolong tanya panitia kecamatan, nyatanya semua begitu. Kalau tanya di saya kurang jelas, pean tanya ke Panitia kecamatan,” tambahnya.
Dalam statmenya Iswaji menambahkan bahwa Sekolah gratis itu hanya sponsor untuk menarik siswa, bukan program pemerintah.
Sayangnya Kepala Sekolah SDN 3 SUMBERAGUNG sampai saat ini belum bisa di konfirmasi.
Laporan : adi/tris