FILESATU.co.id, Kab. Malang | Sebagai wujud dalam berkhimad kepada Nahdlatul Ulama dan mengenang perjuangan para Ulama serta Founding Father bangsa Indonesia, PC Lesbumi NU Kabupaten Malang, gelar Tawasul Kebangsaan. Dalam memperingati haul Bung Karno ke 52 serta menyambut hari Santri Nasional tahun 2022, Tawasul Kebangsaan di lakukan selama tiga (3) hari, dimulai dengan Gelar seni dan Wayang Kebangsaan di Pendopo Kabupaten Malang (Kepanjen) hingga ziarah makam Bung Karno dan Kyai Agus Sunyoto, Kamis 23 hingga 25 juni 2022.
Abdul Aziz Syafii Ketua PC Lesbumi NU Kabupaten Malang, disela persiapan acara di Pendopo Kabupaten Kepanjen menjelaskan Tawasul Kebangsaan akan diawali gebyak Wayang Kebangsaan.
“Gelar wayang kebangsaan ini akan di pandegani dalang dalang Persada Nusa (Persatuan Dalang NU Nusantara) yang ada dalam naungan Lesbumi NU, sekitar 5 hingga 9 dalang yang di komandani Ki Ardi Purbantono,” tutur Gus Aziz. Rabu. (22/6/2021).
Selain itu, Gus Aziz menekankan bahwa cerita wayang kebangsaan yang akan membawakan ceruta tentang spirit dan jasa para faunding father bangsa Indonesia.
“Yah, menceritakan tentang Bung Karno sebagai Waliyul Amri Adhoruri Bissyaukah, kenapa Lesbumi perlu memperingati kegiatan ini setiap tahun karena keputusan Waliyul Amri Adhoruri Bissyaukah itu melalui putusan konfrensi Alim Ulama Nasional Cipanas-Cianjur (2-7 maret 1954),” jelas Gus Aziz
Guz Aziz yang aktip di Maiyah ini juga menjabarkan bahwa Munas Ulama Nasional saat itu di pandegani oleh Alm Romo Yai Maskur dari Singosari.
“Beliau tokoh NU, Mukharrik NU dan menteri Agama pada saat itu,” jelas Gus Aziz
Lebih jauh dirinya juga menyampaikan alasan kenapa legimitasi itu dikeluarkan Nahdlatul Ulama saat itu, hal ini terkait keutuhan bangsa Indonesia yang masih muda, setelah merdeka dari penjajahan.
“Kenapa hal itu di inisiasi oleh Kyai Maskur, karena gerakan Darul Islam saat itu sudah sangat kuat, dan itu membahayakan keutuhan bangsa Indonesia kala itu,” tuturnya.
Lebih lanjut, Gus Aziz juga menyampaikan bahwa legimitasi dari konfrensi Alim Ulama Nasional Cipanas-Cianjur (2-7 maret 1954) kala itu juga di kuatkan dengan kajian fikih dari Kyai Wahab Hasbulloh.
Untuk di ketahui, Tawasul Kebangsaan ini adalah program di awal kepemimpinan dirinya di PC Lesbumi NU Kabupaten Malang priode 2022-2027. Giat Tawasul Kebangsaan merupakan kegiatan dalam mengenal bulan Bung Karno dan Bapak Kebangkitan Lesbumi, KH Agus Sunyoto.
“Sejatinya bulan Juni itu, selain kita mengenang Bung Karno sebagai Waliyul Amri kita juga mengenal Romo Yai Agus Sunyoto sebagai PB Lesbumi. Berkat beliau kebangkitan Lesbumi ini di akui,” ungkap Gus Aziz
Santri Alm Kyai Agus Sunyoto ini juga menjelaskan bahwa kebangkitan lesbumi dimulai dari tulisan-tulisan Kyai Agus Sunyoto. Yang mana pengakuanya menjadikan islam itu lebih indah, lebih luwes dan moderat.
“Sehingga Nahdlatul Ulama ini lebih indah dari tulisan-tulisan beliau, jadi Nahdlatul Ulama ini dari sisi budaya, dari sisi seni itu istilahnya gak kering gak jumut gak kaku,” paparnya mengenai karya Alm Kyai Agus Sunyoto.
Hal ini senada dengan Hasil muktamar Nahdlatul Ulama tahun 2015 yang merekomendasikan Islam Nusantara.
“Yaitu Islam yang rahmatan lilalamin, Islam yang moderat, Islam yang luwes itu kan harus di terjemahkan dalam laku kehidupan dan sikap sehari hari,” tegas Gus Aziz.
Dirinya berharap generasi muda Nahdlatul Ulama terutama Lesbumi bisa meneruskan dan memegang teguh spirit kebangsaan para ulama terdahulu dalam memperjuangkan keutuhan dan keharmonisan bangsa Indonesia. Semangat dalam menjaga, mempertahankan dan memperindah keberagamaan bangsa Indonesia.
“Ketika Lesbumi ini bisa menginisiasi program program besar dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan itu sampai pada tingkatan paling bawah, PW NU, PC NU sampai kita yang ada di gresroot yaitu ditingkatan ranting” harapnya.
Tawasul Kebangsaan ini akan diisi
manakib kebangsaan, pembacaanTahlil dalam mengenang founding father indonesia. Selain gebyak wayang kebangsaan, kegiatan ini juga menampilkan pameran Wayang, Topeng Malang, Seni Lukis juga mendisplay pusaka Tosan Aji.
Lebih lanjut Gus Aziz menjelaskan bahwa kegiatan dalam menjaga, merawat dan mengembangkan seni budaya Nusantara adalah penjabaran dari hasil Rakornas PB Lesbumi NU tahun 2016, yaitu 7 strategi Kebudayaan Islam Nusantara atau Saptawikrama Lesbumi NU.
Dirinya juga berpesan Lesbumi bisa terus menyuarakan Saptawikrama ini dimanapun ada kesempatan. Saptawikrama sendiri adalah jalan yang musti di tempuh dalam menjaga, merawat keharmonisan bangsa Indonesia yang majemuk ini.
“Saptawikrama membentengi, dalam arti membuat benteng membuat perisai dalam rangka menjaga ruh kebudayaan itu sendiri. Jadi Lesbumi NU dengan ijtihat saptawikrama itu ada 7 nilai yang sangat luar biasa, itu juga dalam rangka membendung gerakan intoleran yang luarbiasa di negara kita, “pungkasnya.
Menyambung Gus Aziz, Dalang Muda Pengurus Besar Lesbumi NU, Ki Ardi Purboantono S.Pd saat ditemui menjelaskan Tawasul Kebangsaan ini merupakan cara untuk mendekat dan terus mengenang jasa serta kecintaan pada guru guru serta para ulama.
“Jangankan ilmu, kita mengenal agama itu tidak langsung dari Tuhan, tapi melainkan dari lidah guru guru mulia itu, dari guru guru yang cinta kepada kita, yang membimbing lahir batin tidak kenal waktu, maka kita sebagai kaum santri harus mengembalikan rasa itu, supaya kita tidak banyak hutang rasa pada orang orang mulia itu, maka kita mengembalikan itu dengan menangkap spiritnya untuk kita jadikan pegangan, kita jadikan semangat spiritnya untuk berjuang berkhikmad kepada NU,” ulasnya bersemangat.
Dalang kelahiran Dinoyo, Kota Malang ini menjabarkan bahwa Tawasul kebangsaan ini adalah salah satu upaya untuk terus mengenang dan meneruskan semangat serta spirit para founding father serta ulama ulama yang telah berkorban jiwa raga untuk Indonesia.
Mengenai gebyak Wayang Kebangsaan yang nanti di mainkan Ki Ardi pengurus aktip di PB Lesbumi NU ini mengatakan akan membawakan cerita wayang purwo, yang mana nilai nilai kebangsaan dan nilai nilai luhur keindonesiaan yang akan menjadi poin penting cerita.
“Nanti ceritanya ya wayang purwo, namun ada nilai nilai kebangsaan yang kita sisipkan yang kita pertegas, kita suarakan yang akan menjadi perenungan yang akan menjadi tanda, meskipun jasad telah tiada, semangat spirit itu tetap menyertai kita santri dan putra wayah,” pungkasnya.
Sementara itu, Iksan Subero seniman Ludruk dari Tumpang, anggota Lesbumi Kabupaten ini memyampaikan di acara Tawasul Kebangsaan ini akan menampilkan kesenian Kentrung yang membawakan tema Bung Karno.
“Yah kita akan tampil sesuai tema, haul akbar bung Karno, nah disitu kita tampilkan tembang tembang kebangsaan, misal Sukarno putra sang fajar, Malang kota Indah termasuk mars Kentrung Lesbumi,” jelas Ki Subero.
Tawasul Kebangsaan di Pendopo Kabupaten Jl. Panji, Penarukan, Kec. Kepanjen, Kabupaten Malang ini akan dihadiri 350 undangan yang meliputi unsur dari Pemerintah Kabupaten Malang, Lembaga NU, Banom NU, Seniman Budayawan Malang, Lembaga Adat Lintas Kepercayaan hingga kalangan media.