Filesatu.co.id, Madiun | Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Madiun melakukan Monitoring Evaluasi (Monev) terhadap kelompok tani ternak kambing dan sapi. Kegiatan monev tersebut berlokasi di 3 Desa yakni Desa Kanung, Desa Bakur dan Desa Lebak ayu, Kecamatan Sawahan, Selasa (22/03/2022).
Rombongan monev dari Dinas dipimpin langsung oleh Bagus Sri Yulianta selaku Kepala Bidang Peternakan. Desa pertama yang menjadi jujugan adalah Desa Kanung, kelompok ternak kambing.
Dari hasil monitoring, kelompok yang diketuai Dian tersebut cenderung menuai pujian dari rombongan dinas. Dian yang sebagai ketua kelompok sekaligus Babinkamtibmas Desa Kanung tersebut benar-benar menjaga kekompakan anggotanya. Poin positif utama dari hasil monev di Desa Kanung ini adalah jumlah ternak bantuan yang utuh. Bahkan, beberapa bantuan yang dibudidaya, terlihat sehat dan gemuk.
“Setiap bulan kami mengadakan pertemuan rutin, selain menjaga kekompakan anggota, juga sebagai sarana sharing antar anggota terkait kambing ternak yang dibudidaya,” tutur Dian.
Sementara itu, Bagus selaku Kepala
Bidang Peternakan menilai hasil monev di Desa Kanung ini sangat baik. Menurutnya, kambing bantuan yang dibudidayakan kelompok tersebut saat ini cukup produktif dan sehat.
“Alhamdulillah, kelompok ternak Kanung sangat bagus, jumlah utuh, kekompakan anggota juga terjaga, bahkan tadi ada beberapa kambing yang layak dijadikan percontohan karena sehat dan gemuknya,” terang Bagus.
Pada kelompok ternak di desa Kanung ini, hanya sedikit catatan yang bisa dijadikan masukan kepada para anggota. Saran masukan tersebut adalah terkait pakan, kandang serta masa kawin kambing.
“Untuk pakan kalau bisa dilayukan dulu pak, tujuannya mengurangi kadar racun yang terdapat dalam pakan, kalau untuk kandangnya, usahakan kotoran kambing tidak menumpuk di depan, apalagi di bawah pakan, terus kambing yang sudah beranak usia 2 bulan, segera dikawinkan, jangan nunggu terlalu lama, biar produktivitas dalam budidaya ini lebih maksimal,” sarannya.
Menginjak di lokasi kedua yakni Desa Bakur. Bagus beserta tim membukukan beberapa catatan yang perlu diperhatikan kelompok tersebut. Mulai administrasi, metode pakan dan reproduksi.
“Untuk administrasi, sebisa mungkin dikerjakan oleh anggota yang lebih muda, jangan sampai Ketua merangkap segalanya,” pesan Bagus.
Lanjut di lokasi terakhir, Desa Lebak Ayu. Kelompok ternak di Desa ini bernama Tani Mulyo, yakni kelompok penerima bantuan Sapi.
Beberapa waktu lalu, kelompok ini telah dilakukan reorganisasi. Hal tersebut dikarenakan 2 pengurus yakni ketua dan bendahara telah meninggal dunia. Dengan adanya reorganisasi, kelompok Tani Mulyo berpotensi bisa berkembang, sesuai dengan arahan dan harapan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Madiun.
“Indikator kelompok yang berkembang itu adalah jumlah anggota dan ternaknya bertambah, jangan sampai budidaya ini malah menjadi beban para anggota kelompok penerima bantuan, administrasi juga penting, itu merupakan salah satu bukti otentik, harus didata dengan rapi,” jelas Bagus.
Tak dipungkiri, adanya bantuan ternak dari pemerintah baik itu sapi maupun kambing, otomatis menciptakan kecemburuan sosial. Terutama, bagi warga setempat yang belum tergabung dalam anggota kelompok ternak. Menyikapi persoalan seperti ini, Bagus mewanti-wanti kepada Ketua serta seluruh anggota kelompok agar cermat dan teliti dalam merekrut anggota baru demi menjaga reputasi.
“Boleh saja, silahkan menambah anggota baru, tapi harus diperhatikan, dalam merekrut, harus jeli, harus hati-hati, kelompok harus paham tentang track record calon anggota baru, harapannya, untuk menghindari ‘kecacatan’ reputasi kelompok itu sendiri. Seluruhnya, baik pengurus maupun anggota harus paham apa saja yang menjadi hak dan kewajiban, tujuan bantuan ini adalah pemberdayaan, bagaimana para anggota bisa mendapatkan hasil dari budidaya ternak untuk jangka panjang, bukan hanya sekedar keuntungan sesaat, dapat bantuan langsung diuangkan,” tutup Bagus