Wujudkan Pelayanan Publik Yang Ramah Difabel Bentuk Perlindungan dan Pemenuhan Hak Bagi Difabel

Fikesatu.co.id, Klaten | SSB (Simpul Sinau Bareng) Organ CSO bersama lembaga PERSEPSI Klaten  bekerjasama dengan Program USAID MADANI adakan rapat koordinasi terkait pelayanan publik di kesekretariatan PPDK jalan kunti Jl. Girimulyo Blk. A XIV No.utara, Mojorejo, Bareng Lor, Kecamatan Klaten Utara, pada Kamis (3/22022).

Bacaan Lainnya

Kegiatan rapat membahas salah satu tema yang diangkat adalah sharing pelayanan publik dari perspektif difabel yang dihadiri 21 orang dari perwakilan CSO masing -masing serta beberapa komunitas Difabel.

Diiskusi para peserta menemukan potret aksesibilitas fisik beberapa sarana publik tidak bisa diakses oleh beragam difabel, mayoritas bangunan yang ada hanya bisa diakses untuk orang yang bisa berjalan dengan dua kaki, bisa melihat dan bisa mendengar.

Qoriek Asmarawati sekretaris SSB dan juga wakil ketua PPDK dalam sambutannya mengajak para CSO yang hadir untuk peka terhadap lingkungan nya masing -masing kemudian memberikan perhatian kepada para difabel dilingkungannya untuk bisa terbangun perspektif difabel.

“Yang bisa kita tangkap dalam diskusi hari ini belum terbangunnya perspektif difabel sehingga kurang adanya perhatian dalam kebijakan yang berpihak kepada difabel,”ungkapnya .

Refleksi dari video yang ditampilkan dalam diskusi tersebut memberikan peringatan bahwa para pengambil kebijakan harus tahu ada persoalan mendasar terkait perspektif difabel yang belum terbangun. Sehingga produk pembangunannya belum inklusif.

Baca Lainnya : Rindam IX/Udayana dan SPN Polda Bali Gelar Diklat Kolaborasi dan Terintegrasi

 

Baca Lainnya : Tiga Personel Polresta Banyuwangi Dapat Kenaikan Pangkat Pengabdian Karena Dedikasi dan Loyalitas Tinggi

Advokasi KIBBL (Kesehatan Ibu Bayi baru lahir ) perlu didorong agar terwujud layanan yang inklusif bagi semua, bukan sebatas penyediaan sarana prasarana yang dapat di akses. petugas layanan harus mampu berinteraksi dengan beragam Disabilitas.

Di tengah diskusi internal anggota SSB juga belajar membangun pemahaman cara berinteraksi dengan beragam difabel, keterbatasan fisik, tuna rungu, tuna netra , dilanjutkan dengan mengenal bahasa isyarat dasar yakni belajar abjad A sampai Z.

Di akhir diskusi Hastin Qomariyati selaku koordinator Program memberikan motivasi terhadap peserta untuk terus berkoordinasi , ada kebutuhan interen SSB agar bisa berkelanjutan, Pertemuan dengan kemasan anjangsana masih relevan untuk terus dibangun. (Tew).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *