FILESATU.CO.ID, KAB MALANG. Udara dingin, cuaca gerimis menyelimuti malam di Kampung Tretek, dusun Busu, Desa Slamparejo, Jabung Kabupaten Malang.
Meski cuaca seharian hujan lebat hingga malam, pagelaran wayang tiga dalang lintas generasi tetap digelar. Pagelaran wayang kulit ini memperingati hari Dongeng Nasional 28 november, sekaligus memperingati hari jadi Kabupaten Malang yang ke 1261, Minggu malam kemarin (28/11/202).
Bertempat di Latar Srawung, yang mana adalah kediaman Kusnadi Abit, salah satu tokoh penggerak budaya dusun Busu, Slamparejo. Pagelaran wayang kulit 3 Dalang ini membawakan cerita Kawula Labuh Praja, alur ceritanya mengisahkan jiwa patriotisme masyarakat kelas bawah (kawulo alit) dalam ikut andil dalam pembangunan bangsa dan negara, dengan ikut mensukseskan program program pemerintah.
Tiga dalang yang tampil malam itu berasal dari Pakis, Tumpang dan Jabung, Yaitu Zulfikar dalang alit yang masih kelas 4 Sekolah Dasar, lalu Ki Supriono S. Sn dalang sekaligus pelatih tari dan karawitan dari Tumpang dan Muhammad Anwarudin dalang muda dari Jabung yang merupakan murid dari Ki Soleh Adipramono padepokan Mangun Darmo Tumpang.
Pertunjukan akhirnya dimulai pukul 22.00 wib dengan diawali oleh dalang alit Zulfikar. Meski cuaca hujan yang tak kunjung reda, namun antusias masyarakat untuk menyaksikan sangat besar. Terlihat banyak ibu-ibu sengaja datang dengan memakai jaket serta payung, dan rela berdiri di sekitaran panggung pertunjukan sederhana itu.
Menariknya dari pagelaran wayang kulit ini adalah, semua pengrawit gamelan adalah anak anak muda dari Jabung sendiri. Masyarakat yang hadir dan menonton sangat mengapresiasi anak anak muda ini. Hal ini disampaikan langsung oleh perwakilan mayarakat Busu, Slamparejo yaitu Bapak Sapuan Ahmad, yang tak lain adalah kepala dusun (Kasun) dusun Busu, Slamparejo Jabung.
“saya bersama warga sangat bangga dengan pagelaran malam ini, wayang kulit dengan 3 dalang menjadi pagelaran yang sae istimewa buat seni budaya di Busu” tuturnya dalam sambutan sebelum lakon di mainkan.
Selaras dengan itu, Kusnadi Abit yang sejak siang bergotong-royong mempersiapkan acara bersama warga, juga menuturkan bahwa apa yang dilakukan ini semata untuk pengabdian pada tanah kelahiran dan bangsa Indonesia.
Kusnadi Abit sebagai tuan rumah tak hentinya menghaturkan rasa terima kasih kepada warga Busu yang hadir dan ikut mensukseskan acara ini. “saya sangat berterima kasih kepada bapak ibuk yang sejak siang sudah ikut umek dan membantu terlaksananya acara ini” ucapnya ketika didapuk oleh Ki Semar naik ke panggung.
Wahyu Widodo salah satu warga Busu juga menyampaikan bahwa giat malam itu adalah karena peran peran orang “edan” yaitu Kusnadi Abit dan Arif Zulfan ketua panitia acara dari Republik Gubuk. Pagelaran Tiga Dalang ini menjadi ruang apresiasi untuk dalang dalang muda oleh masyarakat dusun Busu, Jabung.
“Giat gebyak wayang kulit ini menjadi konsep pergerakan budaya di Jabung, khususnya pergerakan yang dimotori para penggerak Republik Gubuk” ulas Zulfan.
Terlihat beberapa tokoh seni budaya, penggerak Republik Gubuk dan fotografer dari Kota Malang yang antusias menyaksikan pagelaran Wayang Kulit Tiga Dalang ini.(Nasai/F1).