Upaya Tangkal Radikalisme Polres Blitar Adakan Pembinaan Takmir Masjid Jajaran Polda Jatim

FILESATU.CO.ID, BLITAR- Perkembangan radikalisme mulai dari proses pra radikalisasi, identifikasi diri, indoktrinasi, dan jihadisasi. Menjelaskan ciri-ciri seseorang yang terjangkit virus radikalisme antara lain mulai memisahkan diri, intoleran, eksklusif, dan mudah mengkafirkan orang lain, dalam melakukan penanggulangan terorisme, dengan cara-cara lunak dan penindakan perlu adanya sosialisasi dan pembinaan.

Bertempat di Gedung Rupatama Polres Blitar. Pembinaan Takmir Masjid Jajaran Polda Jatim dalam Rangka Pencegahan Paham Radikalisme dan Anti Pancasila. Dipimpin langsung oleh Kapolres Blitar AKBP Leonard M Sinambela S.H S.IK M.H, Rabu (02/06/2021).

Bacaan Lainnya

Turut hadir dari polda jatim Kasubdit Bintibsos Dit Binmas Polda Jatim AKBP Sujiono S.H, Kasat Binmas Polres Blitar, Ketua Bidang Agama Sosbud FKPT Jawa Timur Muhammad Arifin S.Ag., M.Ag. Penyuluh Agama Islam Kemenag Kabupaten Blitar H. Muhammad Mashadi M.Ag. dan juga undangan Takmir masjid Jajaran Polres Blitar berjumlah 40 orang. Dengan Prokes covid-19.

Foto: Kapolres Blitar AKBP Leonard M Sinambela pimpin acara pembinaan Takmir Masjid Jajaran Polda Jatim di Gedung Rupatama Mapolres Blitar

Kapolres Blitar AKBP Leonard M Sinambela S.H, S.I.K,M.H menyampaikan dalam sambutannya bahwa, “Radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan menjungkir balikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekeraan (violence) dan aksi-aksi ekstrem salah satunya beberapa ciri yang bisa dikenali.” Tuturnya.

Dari sikap dan paham radikal intoleran, fanatik, eksklusif dan revolusioner, selain itu juga kita semua tetap wajib memperhatikan protokol kesehatan mari kita bersama sama cegah COVID-19″. Jelas AKBP Leonard M Sinambela S.H, S.I.K, M.H.

AKBP Sujiono, S.H Dir.Binmas Polda Jatim, menyampaikan bahwa, “Mari jaga bersama Penyebaran radikalisme yang menyasar pada Masjid-Masjid dilingkungan, terutama menyasar pada kalangan generasi milenial. AKBP Sujiono mengingatkan masjid-masjid yang berpotensi digunakan menyebar paham radikal.” Jelasnya.

AKBP Sujiono menambahkan, “Pemantauan berkala beberapa masjid yang dimungkinkan menjadi tempat rekrutmen jaringan teroris. Jaringan terorisme menggunakan kesempatan dan celah yang ada, terutama memasuki masjid. Jika sudah menguasai fisik masjid, mereka akan menyebarkan ideologi. Takmir masjid harus mengetahui ada serangan paham radikalisme, jaga takmir, jaga khatib dan jamaah,” tambahnya.

AKBP Sujiono, SH menilai, “Pencerahan wawasan kebangsaan untuk memotivasi dan mengantisipasi berbagai dinamika masyarakat serta deteksi dini radikalisme dan terorisme, agar integritas dalam menghadapi persoalan yang terjadi Pasalnya dinamika perkembangan dunia informasi digital perlu diantisipasi terutama efek-efek negatifnya,” urainya.

Ketua Bidang Agama Sosbud FKPT Jawa Timur Bp Muhammad Arifin S.Ag., M.Ag. yang menerangkan, “bermacam macam bentuk radikalisme, radikalisme menjadi 4 bagian besar yang menjadi akar tumbuhnya terorisme yaitu (Radikalisme Gagasan, Milisi, Saparatis dan Premanisme).” Terangnya.

“Kelompok radikalisme gagasan memiliki ideologi radikal yang tidak menggunakan gerakan kekerasan dan masih mengakui NKRI. Namun ketika sudah mengacu pada pemahaman radikalisme saparatis, premanisme, dan milisi berindikasi terjadinya tindak terorisme,” ungkapnya.

Penyebab gerakan radikalisme adalah faktor sentimen keagamaan, termasuk di dalamnya adalah solidaritas keagamaan untuk kawan yang tertindas oleh kekuatan tertentu Tetapi hal ini lebih tepat dikatakan sebagai faktor emosi keagamaannya, dan bukan agama.

Musuh bersama kita saat ini adalah sesungguhnya adalah ekstrimisme akut, hasrat saling memusnahkan, perang intoleransi antar sesama umat manusia yang semuanya mengatasnamakan agama.

Harapannya, moderasi mendorong terciptanya kerukunan di tingkat nasional maupun global. Moderasi beragama mendorong terciptanya harmoni keluarga dan untuk meningkatkan moderasi beragama mencegah konflik dan radikalisme. Hoaks dan ujaran kebencian yang merajalela di media sosial (medsos).” Tutupnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *