FILESATU.CO.ID, DENPASAR BALI – Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) merupakan salah satu bukti bahwa TNI peduli dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Program kegiatan ini dapat juga dimaknai sebagai upaya menggali mutiara terpendam di daerah-daerah pedesaan yang terpencil, terluar maupun terisolir. Program TMMD yang menyentuh pembangunan fisik infrastruktur maupun kegiatan non fisik diharapkan mampu membuka potensi dan sumber daya wilayah, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang selama ini terbatas.
Demikian disampaikan Kapendam IX/Udayana Letkol Kav Antonius Totok Y.P., S.I.P., pada Selasa (28/9/2021) di Denpasar, terkait pelaksanaan TMMD yang resmi dibuka pada Rabu (15/9/2021) lalu dengan ditandai dengan penandatanganan dan penyerahan dokumen berita acara dari Pemda kepada Dandim setempat selaku Dansatgas TMMD. Pada tahun ini Kodam IX/Udayana menggelar program TMMD ke-112 di 4 wilayah Kodim jajaran diantaranya wilayah Kodim 1601/Sumba Timur, Kodim 1605/Belu, Kodim 1614/Dompu dan Kodim 1626/Bangli.
“Meski di tengah pandemi yang masih melanda di seluruh dunia termasuk di Indonesia saat ini, kami TNI Angkatan Darat dalam hal ini Kodam IX/Udayana, selalu berusaha mengatasi kesulitan yang dihadapi masyarakat di sekitar kita. Ini adalah bentuk komitmen TNI AD sebagai tentara rakyat dalam membantu masyarakat”, ujar Kapendam.
Hingga ke-112 ini pelaksanaan TMMD, dinilai dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat pedesaan, terpencil, terluar maupun terisolir terutama dalam meningkatkan kesejahteraan. Keberhasilan setiap pelaksanaan TMMD tidak terlepas dari sinergitas antara TNI bersama Pemerintah dan instansi terkait serta keterlibatan dan dukungan masyarakat untuk mewujudkan pemerataan pembangunan di berbagai sektor.
Menurut Kapendam, melihat upaya dan tujuan TMMD yang begitu mulia, tidaklah berlebihan apabila kegiatan TMMD dapat diibaratkan sebagai upaya bersama dalam menggali mutiara terpendam di daerah pedesaan, terpencil, terluar maupun terisolir dengan sasaran utamanya adalah mengatasi kesulitan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. “Kita ketahui bersama, bahwa sejatinya Indonesia merupakan daerah yang subur dan kaya akan sumber daya alamnya. Potensi-potensi ini belum dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat karena pembangunan yang belum merata. Hal inilah yang kita gali dan bangkitkan sebagai upaya memajukan perekonomian rakyat yang selama ini belum tereksplorasi dan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat”, ungkap Kapendam.
Seperti TMMD ke-112 di Kodim 1601/Sumba Timur yang mempunyai sasaran fisik pengerjaan saluran irigasi. Saluran irigasi yang dibangun diharapkan mampu memberi pasokan air secara terus menerus dilahan pertanian yang selama ini merupakan lahan sawah tadah hujan. Frekuensi tanam akan menjadi meningkat, diikuti frekuensi panen yang akan meningkat pula sehingga penghasilan masyarakat bertambah.
“Apalagi dalam TTMD kali ini di wilayah Desa Rambangaru, Kecamatan Haharu diberikan tambahan sasaran berupa pembukaan lahan pertanian untuk ditanami jagung seluas 10 Hektar,” lanjut Kapendam menjelaskan sasaran tambahan yang merupakan gagasan Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc. Dalam upayanya mengatasi kesulitan masyarakat di Bali, NTB dan NTB terutama masalah air, Pangdam mempunyai Program spektakuler berupa pemasangan Pompa Hidram di 202 titik. Sampai saat ini 150 titik Pompa Hidram sudah terealisasi dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sisanya dikerjakan pada tahap IV yang saat ini sedang persiapan untuk dilaksanakan launching pada minggu depan.
Dalam penjelasannya kepada media di setiap acara dan kunjungan kerja, Pangdam menjelaskan bahwa kesulitan air merupakan faktor utama penghambat kesejahteraan masyarakat di Bali, NTB dan NTT. Dengan terpenuhinya air sebagai sumber utama kehidupan, diharapkan sektor pertanian dan peternakan dapat maju dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat. Disamping itu, terpenuhinya air, sanitasi dan budaya hidup sehat dapat dilakukan sehingga akan mencetak generasi penerus yang berkualitas. Pembangunan secara fisikpun dapat dilakukan dengan baik terutama rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), pembangunan gereja dan sarana prasarana lain. Bahkan teratasinya kesulitan air dapat menyelesaikan konflik sosial yang sering terjadi di bebarapa wilayah.
Selanjutnya Kodim 1605/Belu dengan lokasi perbatasan darat RI-RDTL Sektor Timur tepatnya di Kecamatan Lakamnen dan Kecamatan Kakuluk Mesak. Menyasar pada pembukaan jalan sepanjang 4 Km dan mengerjakan peremajaan Mata Air Weabat 1 unit. Wilayah batas negara sangat penting untuk dibangun infrastruktur yang memadai, karena memiliki nilai strategis yang tinggi yakni berdampak pada peningkatan wawasan masyarakat setempat sehingga merasakan bahwa negara hadir untuk memajukan daerahnya.
Sementara itu, sasaran fisik berupa rehab tempat ibadah dan pembuatan jembatan serta pembukaan jalan yang berlokasi di 4 desa wilayah Kecamatan Pekat, menjadi program utama TMMD Kodim 1614/Dompu. Dengan program ini diharapkan dapat lebih memperkokoh toleransi antar umat beragama dan berdampak kepada terwujudnya soliditas dan komunikasi sosial antar daerah baru di wilayah tersebut. Terbukanya akses jalan juga dapat mendukung peningkatan ekonomi, budaya dan pertukaran informasi yang selama ini terisolisir.
Di Pulau Bali tepatnya wilayah Kodim 1626/Bangli yang dikenal dengan obyek wisata dan tradisi adat istiadatnya, melaksanakan program TMMD dengan sasaran pembukaan jalan sepanjang 850 meter di Desa Pengotan, Kecamatan Kintamani. “Urgensi pada sasaran ini, dimaksudkan untuk mempermudah akses masyarakat dalam melaksanakan upacara ngaben/pemakaman jenazah maupun mempersingkat dan memudahkan transportasi dalam membawa hasil pertanian”, jelas Kapendam.
Laporan : Benthar