Soal HIPPAM Desa Sumbergondo, Pemdes: Kalaupun Bayar Untuk Kas Maintenace

Sekdes Sumbergondo, Iwan, soal HIPPAM sementara fokus pada Maintenace. footo: Eno Filesatu.

Filesatu.co.id, Banyuwangi | Daerah yang memiliki kekayaan air biasanya dikelola dimanfaatkan sebagai sarana air bersih untuk kebutuhan hidup sehari hari masyarakat. Pengelolanya pun berbagai macam,  ada dari pihak Pemerintah Daerah (Pemda) seperti PUDAM, atau tingkat Desa juga ikut memberdayakan air tersebut dengan membentuk program seperti Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM).

Seperti di Desa Sumbergondo kecamatan Glenmore, memiliki kawasan yang kaya dengan sumber airnya, sehingga Pemdesnya memberdayakan air dengan menggunakan sistem HIPPAM.

Bacaan Lainnya

Keberadaan HIPPAM di Desa Sumbergondo sendiri secara bergantian kepengurusannya, Kepala Desa yang menjabat tentu, didapuk sebagai pucuk menajemen dibantu pengurus lainnya. Bahkan, Desa yang memiliki keunggulan air dan mempunyai HIPPAM tak jarang  dipergunakan argu politik bagi yang mencalonkan Kepala Desa untuk dimanfaatkan bahan visi misi kampaye sebagai daya tarik jitu cara mencari simpati masyarakat.

“Seingat kami dulu sebelum menjadi Kepala Desa Sumbergondo saat kampanye akan menggratiskan bagi penduduk pemakai air HIPPAM,” ungkap salah satu warga yang tidak mau disebut di media ini. Jumat (19/1/2024).

Dengan demikian, masyarakat Desa Sumbergondo sebagian masih mengasumsikan bahwa gratis itu adalah gratis semuanya. Hal itu timbul dan terus menjadi berbincangan hangat ada rasa kekawatiran kalau soal air HIPPAM ada yang harus dibayarkan.

Menurutnya, sempat pihak Pemerintah desa Sumbergondo melakukan pertemuan tingkat pengurus HIPPAM, dengan RW dan RT antar dusun  yang disaksikan Babhinkamtibmas, Babinsa  dan BPD.

“Sudah ada pertemuan pengurus HIPPAM, jadi yang digratiskan jika ada pembenahan dan segala admistrasi akan ditanggung Pemerintah Desa,” tambanya.

Menanggapi hal itu, Kepala desa baru Taufik melalui Sekretaris desa Sumbergondo Iwan, belum berpikir yang mengarah soal pembayaran atau penarikan. Pihak Pemdes fokus pada maintenance.

”Sebenarnya dari rapat kemarin kita sudah menyampaikan, para RW/RT untuk mensosialisakian pada masyarakat, jadi belum ada kepikiran soal gratis, atau bayar dan tidaknya, kita masih fokuskan pada pemeliharaan, selain itu bagi yang ingin daftar barupun kita larang dulu,’ kata Iwan saat ditemui di ruangan kerjanya.

Ditambahkan Iwan, dari hasil kesimpulan juga mengerucut pada soal bayar, bahwa mengacu pada pertemuan tersebut meskipun ada yang pro dan kontra kalau soal bayar lebih mengarah pada kas.

”intinya kalau nantinya harus membayar jangan bahasanya membayar, tapi untuk kas maintenance atau di buat pemeiliharaan, namun selama pemeliharan juga tidak ada pungutan, baru nanti jika semua sudah berjalan baik secara aminstrasi, sarana dan prasana kita akan adakan pertemuan lagi,” terang Iwan.

Perlu untuk diketahui, HIPPA desa Subergondo ada dua dusun, dusun Gunungsari dan Dusun Salamrejoada sekitar 800 pemakai.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *