FILESATU.CO.ID, MALANG – Musik Keroncong lekat dengan kehidupan bangsa kita, alunan music Keroncong yang kalem sampai saat ini masih nyaman ditelinga, bahkan ada penikmat dan pecintanya sendiri. Terlebih bagi generasi 60-90-an. Dalam sejarah Keroncong Indonesia, berawal pada tahun 1661, dari masyarakat Mestizoz, yaitu orang keturunan pelaut Portugis yang menikah dengan masyarakat local dan menetap.
Awal kali grup music keroncong ada di Batavia (Jakarta) saat itu, dikampung Tugu, dengan Keroncong Tugu. Sejak itulah music keroncong dikenal dan menyebar hampir keseluruh Nusantara, dan ditahun 1960-an music ini membumi dan menjadi boming di masyarakat Indonesia.
Musik Keroncong selalu mengikuti zaman, hal ini bisa dilihat dalam sejarahnya, Musik Keroncong di Indonesia bisa selalu berakulturasi dengan alat music tradisi serta menjadi bentuk genre music baru, Keroncong Langgam Jawa, Keroncong Beat, Keroncong Campursari, Keroncong Koes Plus dan bentuk lainnya. Hal ini menandakan bahwa music selalu eksis dan selalu diterima ditiap zaman.
Musik Keroncong bagi banyak orang memang terkesan jadul dan masih dipandang music kaum tua, tapi tidak oleh anak-anak muda di wilayah Sidorejo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Music keroncong bagi mereka adalah music perjuangan, music yang dekat dengan kultur dan budaya masyarakat local Sidorejo.
Dengan spirit inilah grup keroncong yang di gawangi oleh Muhammad Nur Hamzah, pemuda kelahiran 1992 dengan 10 temannya. Ditemui di basecamp grup keroncong Senandung Swara Sidorejo (3S), Dusun Melokan, RT02/RW02, (Sebelah Masjid Al Amin) Sidorejo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Muhammad Nur Hamzah mengisahkan, Grup 3S ini berawal dari 4 tahun yang lalu. Minggu (6/6/2021).
“Senandung Swara Sidorejo ini pertama kali dibentuk pada 18 Desember 2017, awalnya dulu pertama kali itu saya dan Mas Diky, Wak Kalimin ini membuat grup Band Akustik, awalnya akustikan akhirnya iseng-iseng main Keroncong, dengan mas Diky ini,” Hamzah membuka obrolan.
Hamzah melanjutkan, dari niatan atau iseng tapi niat itulah dirinya mencoba mulai mengajak dan mengumpulkan teman-teman pemusik di wilayah Sidorejo untuk main Keroncong. Tidak disangka, ternyata ajakan itu gayung bersambut. Beberapa temannya yang punya basic music Pop, ataupun Rock ikut bergabung dan hingga saat ini, mereka satu wadah dalam grup Senandung Swara Sidorejo.
“Awalnya dulu kami tidak mengenal istilah Kecuk, yang saya tahu itu gitar kentrung, ayo kumpulin teman-teman yang punya kentrung kita bermain keroncong,” Hamzah berkisah awal mula 3S terbentuk.
Dengan awal yang iseng ini, ternyata pihak desa melihat potensi ini, Hamzah mengakui bahwa 3S lahir juga ada peran serta pihak Kepala Desa di waktu itu. Dukungan moril Kepala Desa, menjadi semangat untuk giat berlatih. Salah satu jasa Kepala desa waktu itu adalah mengenalkan kelompok pemuda ini dengan pemain sekaligus pelatih Keroncong dari Grup GP Melody, Pakis, Malang.
“Entah kebetulan atau gimana, waktu itu Ibu Lurah kami, Bu Nanik Farida menawarkan ke kami, “Gelem gak belajar Keroncong, iki onok koncoku Pak Puguh, iki Gelem ngelatih Keroncongan” Hamzah bercerita menirukan tawaran Lurah saat itu.
Tawaran Lurah itupun diiyakan, dan tidak lama Pak Koko Handoyo bersama grupnya datang ke gedung Balai Serba Guna desa Sidorejo untuk perform dan latihan bersama.
“Saat itu Pak Koko datang kesini bersama grupnya, dengan membawa alat lengkap dan main didepan kita, itu pertama kali kita melihat music keroncong live, dan itu sangat eksaited bagi kami,” lanjut Hamzah
Sejak saat itulah, mereka berlatih music Keroncong pada Koko Handoyo, Grup Keroncong GP Melodi, yang beralamat di Pakis, Kabupaten Malang. Dengan semangat anak muda, gelora dalam belajar, niatan tersebut berbuah manis, pihak Desa mengapresiasi dan memberikan bantuan alat-alat musik. Meski begitu Hamzah mengaku, dalam berlatih Keroncong dirinya banyak menemui kesulitan dan ilmu baru yang tidak didapati ketika bermain music di genre lainnya.
“Di keroncong ini ada beberapa ketukan, ada namanya Langgam Jawa, ada namanya Stambul, dan itu semua teknik permainannya berbeda dari genre lain, dan semua itu berpatokan pada Basello yang nantinya membawa daya magis dalam Kroncong ini,” tambah Handoyo.
Pemuda dan pemudi Sidorejo ini seperti menjadi duta dan mendapat panggilan hati di genre music keroncong ini. Hal ini terlihat dari kesolidan dan eksistensinya yang sangat luar biasa dalam membawakan dan mengenalkan music Keroncong di masyarakat. Dengan tidak berorientasi pada komersil, lebih menekankan hobi juga pertemanan dan lebih suka hadir dan berkontribusi dalam giat-giat social dan budaya, grup ini pun cepat dikenal oleh masyarakat Malang Raya.
komitmen untuk berkarya didunia music Keroncong ini, menjadikan Grup 3S bertahan sampai saat ini. Ke sebelas (11) personilnya antara lain Seno pada gitar kecil (CAK), Wahyu Wijanarko pada CUK, Asep(Bondet) pada Sello, Nanda pada Gitar, Kuluk pada gitar Bass , Yudi pada biola, pada vocal adalah Diky, Muhammad Nur Hamzah, Dina Kusumawardani, Fauzul Zareta, dan Alpan.
Totalitas mereka pada Keroncong, membawa grup ini banyak mendapat apresiasi, dari undangan hajatan, sunatan, pernikahan sampai even tingkat Jawa Timur selalu diterimanya. Meskipun sudah mendapat nama di hati banyak pecinta lagu-lagu Keroncong, Grup Senandung Swara Sidorejo tetap low profil. Hal ini bisa dilihat dari tiap personilnya dan juga grup yang tidak segan perform hanya berpanggung tikar.
“kami diundang, dan dimasakan Mentok (angsa) untuk menghibur orang kampung yang sedang ronda saja kita mau mas” sahut Diky salah satu vocal yang juga merangkap shondman ini.
Diky meneruskan, memang komitmen grup dari awal tidak muluk-muluk dan tidak mementingkan uang, dan itu berhasil untuk merawat eksistensi dan kesolidan mereka di genre Keroncong. Karena hal ini juga lah, mereka sering mendapat tawaran dan sokongan dari berbagai pihak, terlebih dari pelatihnya. Grup ini secara rutin mengisi jadwal di Radio Pro 1 RRI Malang.
“sebelum pandemi, kita secara rutin mengisi di RRI tiap hari selasa, dan itu acara Keroncongan yang diisi oleh grup-grup Keroncong se-Malang Raya secara bergantian” ungkap Hamzah.
Dan baru-baru ini Grup 3S mendapat panggung kehormatan dan menjadi salah satu grup Keroncong yang mampu menarik perhatian penikmat dan pecinta Keroncong di even Keroncong On The Mountain Vol. 6 Jawa Timur di Pasuruan pada bulan Maret 2021 yang lalu. Penampilan yang “Nyleneh” dan dominan anak muda inilah kunci banyak mata pada even itu tak lepas dari grup ini.
“kebetulan bulan Maret kemarin, ada kegiatan rutin dari Forum Kebudayaan Jawa Timur, yang kebetulan tahun ini Keroncong On The Mountain di Pandaan Pasuruan, kita termasuk didalamnya bersama dua grup Sekar Kinanti Malang selatan dan GP melody.” sambung Hamzah.
Diakhir obrolan Hamzah dan Diky pun berharap, Keroncong mempunyai banyak wadah,banyak anak muda yang melirik dan mau mempelajari music Keroncong. Yang baginya ada energy yang lebih dan mampu membuat perasaan lebih tenang.
“masyarakat bisa membuka Instagram @senandungswarasidorejo disana bisa dilihat karya dan muka-muka kami hehe, oh ya kalau ada yang tertarik untuk mengundang dan mendengarkan Keroncong bisa hubungi nomer 081977358275, kami akan siap, terlebih pada giat-giat social, selama teman-teman sama-sama free kami siap” tutupnya.